Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Nelayan Jayapura Hilang Tergulung Ombak 6 Meter

Kompas.com - 11/01/2015, 02:02 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Tersapu gelombang tinggi saat mencari ikan, dua nelayan asal Pantai Hamadi, Jayapura hilang di perairan utara Jayapura, perbatasan dengan Papua Nugini, sejak Rabu (7/1/2015) lalu.

La Oga (30) dan Bahtiar (28) yang menggunakan perahu fiber berbobot 600 kilogram dan menggunakan mesin ganda 15 PK, tergulung ombak setinggi 5 - 6 meter saat mencari ikan di Rompon 21, sekitar 70 mil atau 112,6 kilometer dari Pantai Jayapura.

Gasper, salah seorang nelayan yang lolos dalam kejadian naas itu, menjelaskan, mereka berangkat beriringan menggunakan 9 perahu motor dari Pantai Hamadi, Jayapura sekitar pukul 23.00 WIT, Selasa (6/1/2015) lalu. Setelah sempat mencari ikan di Rompon 21 sejak pagi hingga siang, tiba-tiba gelombang semakin tinggi antara 5-6 meter.

“Satu perahu motor memilih kembali ke darat, karena takut tergulung ombak. Sementara, 8 perahu motor yang masih bertahan diikat satu sama lain supaya tidak terbawa arus,” ungkap Gasper.

Gasper mengaku sempat mengikat tali perahu motor yang dipakai La Oga, sebelum tertidur di perahunya karena kelelahan.

“Saya kaget bangun karena badan basah disiram ombak dari depan. Saya sempat pikir perahu akan digulung ombak,” jelas Gasper.

Saat melihat sekelilingnya, Gasper kaget karena perahu yang ditumpangi La Oga dan Bahtiar yang diikat dibelakang perahunya sudah tidak ada.

“Saya sempat tanya teman di perahu depan, tapi mereka juga tidak tahu. Saya sempat lihat ikatan tali di perahu saya tapi sudah terlepas,” ungkap Gasper sedih.

Sepanjang malam, menurut Gasper, mereka berusaha bertahan dari gelombang tinggi dan hujan deras.

“Saat itu kami cari jalan masing-masing, bagaimana perahu tidak terbalik dan bisa selamat. Setelah agak terang, kami paksa tembus ombak beriringan kembali ke darat,” jelas Gasper.

Abdullah, pemilik perahu fiber mengaku kaget karena La Oga dan Bahtiar melaut hingga ke rompon luar.

“Biasanya mereka hanya di daerah perairan yang dekat saja. Ini pertama kali mereka melaut jauh keluar,” ungkap Abdullah saat ditemui di Pelabuhan Pelelangan Ikan Hamadi, Jumat (9/1/2015) sore.

Setelah mengetahui kejadian yang menimpa kedua nelayannya, ia mengaku sudah meminta tolong nelayan di Pantai Hamadi mencari rekannya yang hilang.

“Kemarin (Kamis) saya sudah kirim beberapa orang pakai perahu susuri pulau-pulau terdekat. Tapi pencarian sampai sore tidak membuahkan hasil. Nelayan yang lain juga tidak menemukan jejaknya,” ungkap Abdullah.

Khawatir kedua nelayan terseret arus angin barat ke wilayah Papua Nugini, Jumat (9/1/2015) pagi, Abdullah melaporkan kejadian ini ke Pos Polairud di Pelabuhan Hamadi. Dari laporan ini, kemudian diteruskan ke pihak Basarnas Jayapura yang langsung melakukan pencarian, siang tadi.

Kepala Sub Seksi Operasi, Basarnas Jayapura, Sunarto mengatakan mendapat laporan hilangnya dua nelayan Pantai Hamadi dari Polairud Polda Papua sekitar pukul 09.00 WIT. Sunarto mengaku pihaknya langsung melakukan persiapan dan pada pukul 12.10 WIT, mereka melakukan pencarian dengan menggunakan speed boat dengan 6 kru.

“Pencarian ke arah koordinat 32° 0’ 88” Lintang Selatan; 130° 49’ 77” Bujur Timur, tapi belum membuahkan hasil,” ungkap Sunarto.

Pencarian pada sore tadi terpaksa dihentikan, karena gelombang di perairan utara Jayapura, mencapai 4 hingga 6 meter.

“Cuaca sudah tidak memungkinkan melakukan pencarian. Semoga besok cuaca mendukung dilakukan pencarian,” jelas Sunarto/

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com