Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Otodidak, Para Pemuda Desa Ini Kerap Juarai Lomba Desain Tingkat Dunia

Kompas.com - 09/01/2015, 18:18 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

Menurut Mamik, hampir semua anggota anggota Komunitas Rewo-rewo pernah memenangi lomba desain logo itu. Tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Hadiahnya rata-rata puluhan sampai ratusan dolar. Tidak heran jika kemudian banyak warga yang beralih profesi menekuni dunia desain logo.

Menurut Mamik, ada anggota yang semula penjual bakso, petani, buruh, pedagang pakaian, hingga pengangguran.

“Jika beruntung, banyak teman kami yang menang hingga empat kali dalam seminggu, setiap kontes rata-rata berhadiah sekitar Rp 20 Juta. Banyak diantara kami yang sudah bisa beli motor, mobil, bangun rumah sampai menghajikan orang tua dari hasil menang kontes itu,“ ungkap Mamik lagi.

Meski sering ikut kontes bersama, setiap warga atau anggota komunitas rewo-rewo disebut tidak pernah saling iri. Mereka malah saling mendukung dan berkompetisi secara sehat. Tidak jarang hadiah yang diterima disisakan lalu dikumpulkan untuk membantu warga Desa Kaliabu lainnya yang tengah kesulitan ekonomi atau terkena musibah.

“Rasa kekeluargaan kami sangat erat, kami saling membantu dan mendukung. Dari profesi ini pula kami bisa mengubah image Desa Kaliabu yang dulu terkenal dengan kampung preman sekarang jadi kampung desain yang membanggakan,“ sambung Mamik.

Mamik menceritakan, sangking seringnya warga Desa Kaliabu mengikuti berbagai kontes logo, salah seorang direktur situs web dari Eropa datang ke desa tersebut. Menurut Mamik, sang direktur penasaran bagaimana bisa warga yang notabene tinggal di perkampungan bisa sering memenangi kontes desain logo level internasional.

Belum lama ini, kata Mamik, Dirjen Kementerian Perekonomian Kreatif sempat menyambangi Desa Kaliabu. Pada kesempatan tersebut warga menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi yakni keterbatasan jaringan internet di Desa Kaliabu. Bagi warga, internet menjadi salah satu komponen penting alam keberlangsungan profesi pengrajin logo.

“Bersyukur, awal tahun ini dipasang kabel internet bantuan dari salah satu provider, sehingga mempermudah kami berkarya. Hampir setiap rumah di Desa kami pasti memiliki perangkat komputer atau laptop yang terkoneksi internet,“ ucap Mamik bahagia.

Mata pencaharian

Salah satu warga Desa Kaliabu, Hasan (25), mengaku senang bisa belajar desain logo tanpa harus sekolah tinggi. Berkat semangat dan keuletannya sejak satu tahun terakhir, Hasan sudah mampu memenangi hingga 15 kali kompetisi desain logo dari seluruh dunia.

“Alhamdulillah, dari hasil menang itu bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari meskipun (pendapatan) tidak tentu seperti karyawan perusahaan pada umumnya,“ ungkap Hasan yang sebelumnya adalah pedagang bakso di Kota Magelang itu.

Hasan mengatakan, dia dan juga beberapa anggota pernah dikontrak oleh sebuah perusahaan di Eropa untuk membuat desain logo. Nilai kontrak bisa mencapai 90 dolar AS per jam untuk satu buah logo. Saat ini, Hasan tengah mengikuti kontes desain logo yang diselenggarakan oleh perusahaan di Jerman dengan hadiah 2.000 dolar AS.

“Semoga menang,“ ucap Hasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com