Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Negara Senilai Rp 18,9 Miliar Rusak, Kontraktor Didesak Segera Perbaiki

Kompas.com - 07/01/2015, 00:46 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KUPANG, KOMPAS.com - Anggota DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Jefry Un Banunaek mendesak PT Usaha Karya Buana selaku kontraktor pelaksana pengerjaan jalan negara senilai Rp 18.989.255.000 di Desa Oeparigi, Kecamatan Noemuti, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), NTT, agar segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut.

Jefry mengingatkan, kontraktor berkewajiban untuk memperbaikinya karena ada masa pemeliharaannya, akan tetapi proyek yang baru selesai dikerjakan (rampung) langsung juga rusak ini yang sangat disayangkan.

“Ibarat barang, ini barang baru tapi baru saja dipakai langsung rusak. Sayang sekali dana APBN sangat besar (Rp 18,9 miliar), tetapi kualitas pekerjaannya seperti ini dan tentunya akan membahayakan keselamatan pengguna jalan,” tegas Jefry.

Menurut Jefry, di saat kemampuan APBD I dan APBD II tidak mampu menjawab kebutuhan pembangunan di NTT, APBN adalah salah satu harapan bagi semua warga NTT. Namun begitu masih banyak proyek-proyek yang pelaksanaannya tidak disertai dengan pengawasan yang ketat sehingga begitu proyeknya selesai dikerjakan, langsung juga tersedia proyek-proyek yang baru,

“Jadi sepertinya proyek-proyek ini terkesan hanya untuk menciptakan proyek-proyek yang baru lagi dan ini sangat jelas sekali,” kata Jefry.

Sebelumnya diberitakan, jalan negara yang menghubungkan Niki-Niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS); dan Noemuti Kabupaten, Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), rusak parah, padahal pekerjaan tersebut baru seminggu selesai.

Proyek jalan negara itu berupa peningkatan struktur jalan sejauh 935 meter di Desa Oeparigi, Kecamatan Noemuti, TTU.

Dari pantauan Kompas.com, Minggu (4/1/2014), kerusakan jalan aspal hotmix tersebut terlihat di tujuh titik di sepanjang jalan yang hampir mencapai satu kilometer. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu arus lalu lintas karena jalan itu berada persis di jalur ramai Trans-Timor yang menghubungkan Kupang, Soe, Kefamenanu, Atambua, dan negara Timor Leste.

Di papan tertulis jelas bahwa proyek ini dikerjakan oleh kontraktor pelaksana, PT Usaha Karya Buana, dengan nomor kontrak HK.02.03/165/05/SNVT.PJNW.I.NTT/2014. Sumber dana dari APBN murni dengan nilai kontrak Rp 18.989.255.000. Konsultan supervisi dalam proyek ini adalah PT Buana Archicon, CV Bayu Pratama, PT Cipta Wahana Nusantara, dan PT Gagas Bagaskara.

Dua warga Desa Oeparigi, Marten Falo dan Anis, yang ditemui Kompas.com di lokasi jalan rusak, mengaku kecewa dengan cara kerja kontraktor yang terkesan asal jadi.

"Ini dananya sangat besar, tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Kondisi jalan sendiri yang kita lihat berlubang cukup besar dan dalam, serta retak di sejumlah titik. Proyek jalan ini baru satu minggu selesai, belum sempat dinikmati oleh masyarakat, tetapi malah rusak duluan," kata Marten, yang diamini oleh Anis.

"Jangan anggap sepele jalan ini, karena yang melintasinya bukan hanya kendaraan Indonesia, tetapi juga kendaraan dari luar negeri, yakni Timor Leste. Lalu lalang kendaraan dari luar negeri itu juga setiap hari," tandas Marten.

Sementara itu, pihak kontraktor, PT Usaha Karya Buana, belum bisa dihubungi Kompas.com lantaran sedang tidak berada di NTT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com