Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Tahun, RS Prof Kandouw Dipenuhi Mayat Korban Kriminalitas

Kompas.com - 05/01/2015, 09:40 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com — Tahun 2015 baru saja masuk hari keempat. Namun, para petugas medis di Instalasi Pemulasaran Jenazah Rumah Sakit (RS) Prof Kandouw, Malalayang, Manado, tampak sibuk. Mereka mondar-mandir, keluar-masuk, menangani tubuh-tubuh mayat yang terus berdatangan.

Saking banyaknya mayat yang datang, beberapa di antaranya harus antre di teras ruangan dan mobil jenazah. Salah satu dari mayat yang antre tersebut adalah jasad Aiptu Joko Suswanto (45), anggota Polres Bolmong, yang tewas ditikam. Istri korban harus menunggui jasad suaminya berjam-jam di dalam mobil sebelum ditangani petugas medis.

Sementara itu, puluhan jurnalis beserta aparat kepolisian menanti keluarnya dua mayat korban pembunuhan, Tedy Manopo (38) dan Yuliana Mokoginta (35), yang sedang diotopsi. Suami-istri ini menjadi korban pembunuhan oleh Vecky (43). 

Kasat Reskrim Polresta Manado Kompol Dewa Made Palguna mengatakan, polisi sudah menahan tersangka. "Iya, kami sementara melakukan penyidikan terhadap tersangka untuk mencari motif pelaku," kata Palguna, Senin (5/1/2015).

Selain tiga mayat tersebut, satu jasad tergeletak dan ditutupi selembar kain di sebuah ranjang. Jasad tersebut adalah Saskar Tandayu (71) yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Semua peristiwa yang menyebabkan korban tewas tersebut hampir terjadi bersamaan, termasuk dua korban tewas akibat kecalakaan lalu lintas yang terjadi di Manado dan di Minahasa Selatan yang jasadnya dilarikan ke RS Prof Kandouw.

"Jadi bingung mau liput yang mana, jasad-jasad korban ini terus berdatangan, belum selesai yang satu sudah datang yang lain lagi," ujar Marlon, wartawan harian cetak lokal yang berada di lokasi.

Warga lainnya mengkhawatirkan kasus kondisi tersebut. Menurut dia, kejadian kriminalitas beruntun tersebut bisa jadi mengindikasikan kondisi rawan di Manado dan Sulawesi Utara pada umumnya, tahun 2015 ini.

"Jadi ngeri sendiri melihat situasi ini karena mereka semua adalah korban. Lainnya halnya kalau jasad itu meninggal karena sakit," kata Anet, kerabat salah satu korban.

Berdasarkan catatan Polresta Manado, terdapat 30 kasus pembunuhan sepanjang tahun 2014, untuk wilayah hukum Manado saja. Pelaku dalam lima kasus di antaranya hingga kini belum terungkap. Melihat frekuensi kasus pembunuhan itu, Kota Manado bisa digolongkan sebagai kota yang tidak aman lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com