Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Menyerah Derita Muscular Dystrophy, Fahmi-Faqi Tetap Berprestasi

Kompas.com - 30/12/2014, 11:04 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kakak beradik M Fahmi Hesaen dan M Faqi Husaen, penderita Muscular Dystrophy (gangguan otot bawaan yang disebabkan gen spesifik abnormal), tak patah semangat untuk terus melanjutkan sekolah. Bahkan, Fahmi kerap menorehkan prestasi di dunia desain mobil tingkat nasional.

Anak pertama pasangan Murtandlo (50) dan Anik Maswati (45), itu kini duduk kelas 2 SMA Muhammadiyah Pakem. Pada 2010 lalu, dia mendapat nominator di INAICTA "Media Animasi Cara Kerja Mobil" kategori Junior High School-Student Project. Pada tahun berikutnya, tepatnya pada pagelaran INAICTA 2013 All About Car, Fahmi mendapat Special Mention kategori Senior High School-Application.

"Fahmi mendaftar sendiri lewat internet dan mengirimkan karya-karya desainya. Meski kondisinya seperti itu, semangat Fahmi sangat besar," ujar Murtandlo (50), ayah M Fahmi Husaen.

Bakat Fahmi membuat desain body mobil mulai terlihat ketika duduk di sekolah dasar (SD). Saat itu, ketika diberikan kertas dan pensil, dia selalu mengambar tentang mobil.

"Sejak kecil kalau saya beri kertas sama pensil, Fahmi selalu mengambar mobil. Tidak pernah bukan mobil," ucapnya.

Ketika Sekolah Menengah Pertama (SMP), kata Murtandlo, Fahmi sudah mampu membuat desain-desain mobil tiga dimensi dengan komputer ayahnya. Namun, karena kapasitas memory dan program yang kurang mendukung, Fahmi meminta untuk dibelikan komputer baru.

"Kebetulan ada anak Amikom yang sering ke sini. Saya minta bantuan dia untuk membelikan komputer. Ya ada enggak ada uang tetap bagiamana caranya, namanya untuk anak," ujarnya.

Bakat Fahmi akhirnya mendapat support dari Rektor Amikom yang kebetulan hadir di acara penganugerahan INAICTA di Jakarta. Fahmi diberikan kesempatan untuk mengikuti kursus di AMIKOM selama tiga bulan.

"Kalau di depan komputer, Fahmi bisa sampai seharian, ngotak-atik desain mobil. Tapi kalau lagi bosan, ya berhenti," ucapnya.

Setelah tidak lagi dapat melanjutkan kursus di AMIKOM karena fisiknya, Fahmi mencoba mencari segala informasi tentang desain dari internet. "Kondisinya sering capek jadi tidak di teruskan," katanya.

Untuk mempublikasikan karya-karyanya, Fahmi sengaja membuat blog dengan alamat www.Fahmihusaen.blogspot.com. Semua desain mobil hasil kretaifitasnya diunggah di blog tersebut. "Katanya, agar bisa dilihat orang dan siapa tahu ada yang tertarik membeli model-model desainanya," imbuhnya.

Fahmi sendiri berharap bisa segera sembuh dari sakitnya dan meraih cita-citanya menjadi seorang engineer. Karenanya, meski dengan keterbatasan fisik, Fahmi tak pernah menyerah dengan penyakit Muscular Dystrophy yang dideritanya saat ini. "Saya ingin jadi engineer. Membuat desain mobil," katanya.

Sementara adiknya, M Faqi Husaen, menurut sang ibu, Anik Maswati, lebih suka kepada ilmu eksak matematika. Kesukaanya akan ilmu eksak menghantarkan Faqi yang juga menderita Muscular Dystrophy mendapat penghargaan dari Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Juara Pertama Olimpiade Matematika tingkat SDLB/Inklusi 2012 di Denpasar Bali. "Di Olimpiade Sains 2012, Faqi mendapat juara pertama," tandasnya.

Anik Menggendong putranya ke sekolah

Penyakit muscular dystrophy (gangguan otot bawaan yang disebabkan gen spesifik abnormal) yang diderita keduanya anaknya tak membuat Anik lemah. Dia mendukung kedua anaknya terus melanjutkan sekolah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com