Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Cerita Wisatawan Tak Bisa Tidur karena Bawa Pulang Sarung Borobudur

Kompas.com - 26/12/2014, 13:35 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

KOMPAS.com - Setiap bulan, manajemen PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Magelang Jawa Tengah kehilangan seribu lembar kain sarung batik Borobudur. Kain sarung tersebut biasanya dipakai wisatawan yang hendak naik ke Candi Borobudur.

"Setiap bulan ada laporan petugas kalau jumlah kain sarung berkurang sekitar 600-1.000 lembar. Ini sudah terjadi sejak lama," kata Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan Unit TWCB, Aryono Hendro Malyanto, Jumat (26/12/2014).

Aryono mengaku tidak bisa mengawasi secara penuh para pengunjung yang sedang berwisata di candi peninggalan raja-raja masa dinasti syailendra itu.

Sejauh ini petugas sudah melakukan peringatan kepada para pengunjung sejak sebelum menggunakan hingga saat turun dari candi agar mereka mengembalikan kain sarung kepada petugas.

"Pengunjung memang diwajibkan mengenakan kain sarung saat naik ke Candi Borobudur karena sebagai penghormatan candi sebagai tempat ibadah umat Buddha. Akan tetapi bukan souvenir sehingga harus dikembalikan lagi setelang turun candi," ucap Aryono.

Aryono mengemukakan, berkurangnya jumlah sarung disebabkan karena perilaku wisatawan yang kerap membawa pulang. Menurut Aryono, kain sangat mudah dilipat lalu dimasukkan ke dalam tas karena tipis dan berukuran sekitar 1 x 1,5 meter.

"Kalau sudah di masukkan tas, kami tidak tahu apakah wisatawan membawa kain tersebut. Kami juga tidak mungkin memintanya," kata Aryono.

Dia menceritakan pada suatu ketika menerima paket pos berisi tiga lembar kain sarung batik Borobudur. Sang pengirim yang mengaku dari Jakarta itu bercerita bahwa ia tidak bisa tidur selama tiga hari berturut-turut setelah membawa kain sarung dari Borobudur.

"Kami tidak tahu pasti kebenaran cerita wisatawan tersebut, tetapi kami tiba-tiba pernah mendapat paket yang isinya kain sarung dan di situ ditulis cerita sang pengirim tersebut," kata Aryono terkekeh.

Untuk mengantisipasi semakin berkurangnya kain sarung itu beberapa kebijakan telah diterapkan, misalnya dengan tidak mewajibkan pemakaian sarung pada saat musim liburan tiba di mana jumlah pengunjung sangat banyak.

Selain itu, pengelola juga rutin menyediakan kain sarung baru setiap bulan sebanyak 1.500 lembar. Sarung-sarung tersebut diambil dari para perajin kain batik di sekitar Borobudur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com