Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Indonesia Raya" Membuka Ibadah Natal di "Beranda" Negara

Kompas.com - 25/12/2014, 12:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

MALINAU, KOMPAS.com — Gelap sudah datang, sekitar pukul 20.00 Wita, tetapi umat Nasrani Desa Sungai Boh, Kecamatan Kayan Selatan, Malinau, Kalimantan Utara, justru berbondong-bondong ke Gereja Katolik Santo Petrus.

Malam itu, pertengahan Desember 2014, para bapak berkemeja batik atau kotak-kotak, sementara para ibu mengenakan pakaian bercorak khas Dayak atau batik. Adapun muda-mudi meski tampil kasual dengan kemeja dan jins, tetapi terlihat semua berusaha memakai pakaian terbaik.

Sebagian dari mereka datang menumpang sepeda motor dan lebih banyak lagi yang berjalan kaki. Malam itu, mereka akan mengikuti ibadah Natal bersama Bupati Malinau Yansen Tipa Padan.

Sejak 1 Desember 2014, Yansen menggelar kegiatan Safari Natal 2014 ke pelosok pedalaman wilayahnya. Kompas.com—reporter Fabian Januarius Kuwado beserta fotografer Fikria Hidayat dan Kristianto Purnomo—turut serta dalam safari tersebut, melihat langsung kehidupan dan geliat di wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia itu.

"Indonesia Raya" mengawali ibadah

Pukul 21.00 Wita, Gereja Katolik Santo Petrus sudah dipadati warga. Yansen juga sudah ada di sana. Bangunan kayu gereja sudah penuh dengan hiasan, termasuk rumbai-rumbai warna-warni di plafon dan dinding gereja.

Di sudut kanan depan ruangan dalam gereja, sebuah pohon natal lengkap dengan hiasannya, berkelap-kelip oleh lampu. Dari seorang warga, saya mendapat cerita bahwa semua hiasan tersebut disiapkan anak-anak dan para ibu sejak awal Desember 2014.

Acara pun dimulai. Seorang ibu berjalan ke arah altar. Dia lalu mempersilakan umat berdiri. Tangannya lalu membentuk sikap memberi aba-aba. "Satu... dua.. tiga... Indonesia, Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku... Di sanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku..." Lagu kebangsaan "Indonesia Raya" pun berkumandang lantang.

Saya cukup terkejut dengan "pembukaan" ibadah ini. Baru pertama kali ini selama saya mengikuti ibadah di gereja ada lagu "Indonesia Raya" yang bahkan mendahului kegiatan doa. Belakangan, dari Yansen saya tahu bahwa menyanyikan lagu tersebut sebelum memulai ibadah merupakan imbauan dari pemerintah.

"Hebatnya, masyarakat kita menyambut baik imbauan itu. Mau acara apa pun selain ibadah, pasti juga nyanyi lagu 'Indonesia Raya' dulu," ujar Yansen, ketika kemudian saya tanya soal nyanyian itu.

Saat saya memandang berkeliling, ada kejutan lain saya dapati. Di dinding altar, ada foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, berdampingan dengan patung Bunda Maria.

Seperti lagu "Indonesia Raya", keberadaan foto pemimpin negara di altar ini juga baru saya temui. Bersama kedua foto, ada pula lambang Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih di sudut tersebut.

KOMPAS.com/Fabian Januarius Kuwado Di Gereja Katholik Santo Petrus di Desa Sungai Boh, Kayan Selatan, Malinau, Kalimantan Utara, foto Presiden Joko Widodo, Burung Garuda Pancasila, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, bersanding dengan patung Bunda Maria di altar gereja. Gambar diambil pada pertengahan Desember 2014.
Ketika Yansen saya tanya soal kedua foto tersebut, dia tersenyum. Bagi masyarakat Indonesia di wilayahnya, kepala negara adalah harapan. Kepala negara, lanjut dia, adalah "wakil Tuhan" di dunia untuk memperbaiki kehidupan mereka.

Karena itu, ujar Yansen, doa untuk Presiden dan Wakil Presiden juga selalu ada dalam rangkaian doa setiap kali ibadah digelar. "Kalau kami di sini selalu bilang, Pak Jokowi dan Pak JK selalu hadir dalam ibadah kami," ujar Yansen seraya tertawa.

Seusai ibadah, Yansen berpidato di depan warganya. Dua jam dia berbicara, tanpa satu orang pun beranjak dari tempatnya. Duduk tegap di kursi masing-masing, warga menyimak setiap pesan motivasi dari Bupati untuk membangun negara dari kawasan "beranda".

Pidato selesai, warga dari aneka kelompok menampilkan nyanyian. Ada kelompok pelajar SD hingga SMA, karang taruna, ibu-ibu gereja, hingga warga lanjut usia.

Semua rangkaian kegiatan ibadah Natal ini rampung selewat tengah malam. Buat saya, ini ibadah Natal yang terasa sangat berbeda, sama sekali tak ada di kota. Sensasional.

Lihat juga:
Video Sukacita Natal di Perbatasan Indonesia-Malaysia (Bagian I) dan Bagian II.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com