Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Kelas V SD Tewas Diduga karena Isap Lem

Kompas.com - 22/12/2014, 20:45 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com — M Yusuf, warga RT 20 Kelurahan Baru Ilir Balikpapan, Kalimantan Timur, pingsan lalu terjatuh dari sepeda motor setiba di depan rumahnya, Senin (22/12/2014) pukul 15.00 WIB.

Yusuf pingsan karena tak kuasa menahan duka setelah melihat bendera putih berkibar tak jauh dari rumahnya. Bendera itu menjadi tanda bahwa anaknya yang ke-2, Johan RS, berusia 13 tahun, yang sebelumnya sakit itu, kini telah meninggal dunia.

"Saat di lokasi, saya dikabari kalau anak sakit dan masuk rumah sakit. Saya segera pulang," kata Yusuf.

Sesampai di rumah, Yusuf semakin terkejut setelah mendengar kabar bahwa Johan tewas dalam kondisi mabuk lem (ngelem).

"Saya tidak pernah tahu anak ini seperti ini. Saya hanya dapat kabar dari ibunya," kata Yusuf.

Johan merupakan anak ke-2 dari empat bersaudara. Yusuf mengaku, sang istri, Noni YI, selama ini mengawasi semua anaknya. Yusuf mengaku memiliki keterbatasan dalam mengawasi semua anaknya lantaran bekerja di lokasi pertambangan di Batu Kajang, Kabupaten Paser, tempat yang baru bisa dicapai dalam waktu empat jam dari Balikpapan. Yusuf bekerja sebagai mekanik di lokasi pertambangan itu. Ia mendapat jatah enam hari libur dalam satu bulan. Yusuf langsung bertolak dari Batu Kajang setelah mendengar kabar bahwa Johan sakit keras.

"Saya turun (izin pulang dari lokasi kerja) tanggal 15 Desember 2014. Saya naik ke lokasi, Sabtu (20/12/2014). Mendengar kabar ini, saya kembali sekarang. Saya dikabari anak masuk rumah sakit," kata Yusuf.

Dia mengaku bukan tidak pernah mendapat informasi soal Johan mengisap lem. Namun, satu-satunya kabar bahwa Johan pernah ngelem diperoleh ketika ia tengah pulang pada minggu lalu.

"Selama ini tidak pernah tahu, tidak pernah dengar. Sekali saja, itu pun saat saya sedang turun kemarin ini. Saya naik Sabtu," katanya.

Lebam di tubuh

Polisi berkata lain atas tewasnya Johan. Polisi mendapati sejumlah lebam bekas benda tumpul pada tubuh Johan.

Kepala Unit Reskrim Kepolisian Sektor Barat Balikpapan Aiptu Senu Fahruddin menemukan memar-memar pada sekujur kaki dan punggung korban. Polisi pun menduga ada penganiayaan sebelum Johan meninggal. Demi membuktikannya, polisi kini terus mendalami kasus tersebut.

"Karena ada bekas lebam di beberapa anggota tubuhnya," kata Kapolsek Barat Komisaris Polisi Kipli S Supu.

Kipli mengatakan, polisi tidak menafikan keterangan sejumlah saksi bahwa Johan mengisap lem. Polisi juga tidak buru-buru memastikan bahwa kematian Johan diakibatkan penganiayaan karena ada bukti lebam pada tubuh korban. Polisi juga menerima keterangan dari keluarga bahwa malam sebelum Johan meninggal, dia dalam kondisi mabuk dengan aroma lem.

Kedua keterangan itu kini tengah dibuktikan oleh polisi. Mereka mengharapkan pihak keluarga bersedia bekerja sama untuk mengungkap penyebab kematian Johan melalui otopsi.

Sebelumnya, malam menjelang hari Senin, Johan dikabarkan pulang dalam kondisi tubuh beraroma lem. Sejumlah saksi mengatakan, Johan memang mabuk ngelem. Sumber kepolisian mengatakan, Noni, ibu dari korban, menghukum Johan karena persoalan ini.

Pagi seusai hukuman itu, Johan ditemukan dalam kondisi lemas. Noni dan Rizky, kakak dari Johan, melarikan Johan ke Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo. Namun, nyawa Johan tak bisa diselamatkan. Ia dinyatakan tewas sebelum sampai di rumah sakit.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com