Beberapa petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka langsung meninjau beberapa rumah warga yang mengalami retak, Kamis siang (18/12/2014).
Keretakan tampak jelas di dinding luar dan dalam rumah warga, dari bawah hingga atap. Bahkan di bagian lantai pun, keretakan terjadi cukup memanjang. Ada juga keretakan hingga tembus ke kamar dan bagian dalam rumah warga.
Tomi, salah satu warga yang dinding rumahnya retak menyebutkan, tiap kali hujan datang, keretakan terus membesar. Ia dan beberapa warga takut kalau hujan datang, keretakan semakin membesar.
“Lamun hujan datang teh paur, Kang (kalau hujan datang, takut dan khawatir Kang, red),” kata Tomi yang ditemui di lokasi.
Saat hujan yang teramat besar, Tomi dan sebagian warga berusaha mengungsi ke kantor Balai Desa Sidamukti yang jaraknya beberapa meter dari lokasi keretakan. Warga mencatat, keretakan terjadi pada sekitar 20 rumah dengan kondisi sedang hingga parah.
Hingga saat ini, pemerintah masih melakukan pendataan ulang rumah yang retak akibat pergeseran tanah. Pemerintah belum juga merelokasi rumah, khususnya yang tinggal di bibir tebing.
BPBD Kabupaten Majalengka sudah menetapkan Desa Sidamukti dan beberapa daerah sekitarnya kawasan rawan bencana alam longsor. Kondisi ini mengancam ratusan rumah warga yang berada di bawah beberapa bukti yang rawan longsor ini.