Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Pendemo Pamer Luka Bekas Kekerasan "Dinasti" Bangkalan

Kompas.com - 16/12/2014, 16:39 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa "Tangkap Koruptor Kelas Wahid" di depan gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (16/12/2014), juga menyinggung isu dinasti politik di Jawa Timur.

Seorang orator, Mahmudi mempertontonkan bekas kekerasan yang diklaim dilakukan oleh dinasti Pemerintahan Kabupaten Bangkalan. Sambil berorasi, warga Kabupaten Bangkalan itu melepas baju dan menunjukkan bekas goresan senjata tajam di tangan dan punggungnya.

"Ini adalah bukti bahwa pejabat di Bangkalan menggunakan cara kekerasan untuk melindungi dinastinya," kata Mahmudi.

Aksi kekerasan itu dialaminya karena dianggap terlalu vokal dalam mengkritik pemerintah daerah yang saat itu dipimpin Fuad Amin Imron, tersangka kasus suap migas yang tertangkap awal bulan lalu di Madura.

"Orang yang tidak saya kenal tiba-tiba mendatangi saya dan menyabetkan benda tajam ke tubuh saya," jelas pria yang aktif di berbagai elemen gerakan di Bangkalan itu.

Fuad Amin kini menjabat ketua DPRD Bangkalan. Jabatan bupati Bangkalan kini digantikan oleh putranya, Makmun Ibnu Fuad. Awal bulan lalu, Fuad Amin diamankan KPK karena terlibat kasus suap. Lembaga antikorupsi ini menyita barang bukti uang tunai Rp 700 juta dan surat penting. Uang tersebut diduga sebagai pelicin proyek migas di Bangkalan.

Aksi unjuk rasa "Tangkap Koruptor Kelas Wahid" di Jalan Gubernur Suryo Surabaya siang tadi diwarnai kericuhan antara pendemo dengan polisi. Kericuhan terjadi karena massa memaksa menggelar aksi di tengah jalan yang mengakibatkan arus lalu lintas macet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com