Kericuhan terjadi ketika polisi mencoba meminggirkan massa yang membentuk formasi melingkar tepat di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Selain menyebabkan kemacetan, aksi mereka harus dipinggirkan karena ratusan buruh sudah datang di lokasi yang sama untuk menggelar unjuk rasa. Polisi pun menutup total Jalan Gubernur Suryo.
Meski diminta minggir, massa mahasiswa Papua tetap bertahan, bahkan mereka semakin semangat sambil mengeluarkan teriakan-teriakan dan gerakan khas Papua.
"Kulit kami hitam, rambut kami keriting, tetapi kami juga berhak menyalurkan aspirasi di sini," kata koordinator Aksi Aliansi Mahasiswa Papua, Stefanus.
Dia mengatakan, aksi itu merupakan bentuk solidaritas warga Papua di Surabaya. Mereka menilai, penembakan yang terjadi di Enarotali menjadi preseden buruk bagi pemerintahan Jokowi-JK, apalagi penembakan itu diduga dilakukan oleh pihak aparat gabungan. Karena itu, massa meminta aparat sekarang juga keluar dari bumi Papua.
"Tragedi penembakan itu merupakan 'kado' Natal pemerintahan Jokowi-JK kepada rakyat Papua," ujarnya.
Bentrok antara warga sipil dan aparat keamanan gabungan di Lapangan Karel Gobai, Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai Enarotali, terjadi pada Senin (8/12/2014) lalu. Akibat insiden itu, lima warga setempat tewas. Polri telah menerjunkan tim untuk menyelidiki bentrokan tersebut.