Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Warga Ingin Adopsi Bayi yang Terbuang karena Dianggap Berkah

Kompas.com - 09/12/2014, 19:59 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Dari Senin (8/12/2014) hingga Selasa malam (9/12/2014), kediaman Harno dan Sri Mindarti di Jalan Kurnia Makmur, Gang Utama, Harapan Baru, Samarinda Seberang, Kalimantan Timur (Kaltim), tidak pernah sepi.

Sejak penemuan bayi di rumahnya, Harno dan Sri selalu kedatangan tamu, silih berganti setiap jam. Semua tamu yang datang meminta untuk mengadopsi bayi perempuan yang ditemukan Sri.

"Dari Hari Senin sampai sekarang, tamu tidak ada habisnya. Saya sampai terlambat membeli perlengkapan si bayi karena tidak enak meninggalkan tamu-tamu. Dari semua tamu yang datang, rata-rata semuanya minta anak bayi ini," kata Sri, Selasa.

Menurut Sri, tidak hanya orang biasa, pejabat negara pun datang meminta anak bayi temuannya itu. Mereka beranggapan, anak bayi yang dibuang itu adalah anugerah dan rezeki dari yang Mahakuasa.

"Semua minta adopsi, dari yang tetangga, orang yang tidak saya kenal, bahkan ada pejabat yang datang. Mereka bilang, bayi ini rezeki," ujarnya.

Meski banyak yang menawarkan jasa untuk mengadopsi bayi tersebut, Sri dan Harno tetap bersikukuh akan merawat bayi itu sendiri. Sesuai surat wasiat kedua orangtua si bayi, Sri harus merawatnya hingga suatu saat nanti mereka datang untuk mengambilnya.

"Mudah-mudahan dengan saya mendapatkan bayi ini membawa berkah bagi keluarga dan lingkungan sekitar sini. Saya mau rawat bayi ini sendiri. Saya sudah belikan baju, lengkap, dan sudah jadi anak saya. Biar saya besarkan, sampai nanti," ujarnya.

Jika suatu saat kedua orangtua si bayi datang, Sri berjanji akan ikhlas mengembalikannya. Asal, kata dia, ada pembuktian dari orangtua si bayi berupa tes DNA dan pertanggungjawaban di kepolisian.

"Saya ikhlas kalau nanti dia diambil lagi sama orangtuanya. Tapi, harus ada tes DNA yang membuktikan itu anaknya dan mereka juga harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di kepolisian," katanya.

Sebenarnya, Sri dan Harno sudah memiliki tiga anak yang sudah besar, dua di antaranya berjenis kelamin perempuan, sementara anak ketiga berjenis kelamin laki-laki. Karena merasa sudah lengkap, Sri memutuskan untuk berhenti memiliki anak.

"Saya sepakat dengan suami, kalau sudah dapat anak laki-laki, saya stop melahirkan. Tapi, berhubung ada bayi yang dikasih, saya terima dan bersyukur. Kami bersedia mengangkat bayi ini menjadi anak kami," ungkapnya.

Rasa sayang Harno dan Sri kepada si bayi sudah muncul sejak pertama kali mereka menemukannya. Tangis karena haus itu membuat keduanya iba. Seperti kejatuhan durian runtuh, Sri meyakini jika bayi itu kelak membawa berkah bagi dia dan keluarganya.

"Waktu kami temukan, bayi itu nangis terus. Sementara itu masih subuh, enggak ada toko yang buka. Saya telepon teman yang punya toko dan memaksa membeli susu untuk bayi. Saking hausnya, susu formula langsung habis satu botol kecil," ungkapnya.

Sampai saat ini, bayi tersebut belum meiliki nama. "Rencananya hari Minggu nanti ada selamatan untuk bayi, sekaligus menentukan nama yang cocok untuknya," kata Sri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com