Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daki Gunung, Siswa Pencinta Alam Tewas Usai Buang Air Kecil

Kompas.com - 30/11/2014, 18:04 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis

MAROS, KOMPAS.com - Andi Muhammad Fitrah (16), siswa pencinta alam asal SMA Negeri 1 Makassar, Sulawesi Selatan tewas sebelum mencapai puncak Gunung Kantisang, Minggu (30/11/2014).

Andi diduga mengalami kelelahan dan kedinginan menyusul hujan deras saat hendak menaklukkan gunung tersebut di Desa Benteng Gajah, Kecamatan Tandralili, Maros, Sulawesi Selatan.

Jenazah remaja yang tergabung dalam kelompok pencinta alam (KPA) Kalpataru itu sempat disemayamkan di mesjid di pemukiman penduduk di Gunung Kantisang. Sebelumnya, kegiatan pendakian dimulai sejak Sabtu kemarin. Andi mendaki bersama 23 rekannya. Mereka sempat mendaki sejauh delapan kilometer dari rumah tempat mereka mengawali pendakian di lereng Gunung Kantisan.

Andi yang kelelahan sempat mendapat bantuan medis dari sejumlah rekannya. Setelah kondisinya dinilai membaik, Andi kemudian dipulangkan dan diantar empat rekannya ke posko tempat mereka berangkat. Saat dalam perjalanan itu Andi sempat minta buang air kecil. Usai buang air kecil, Andi kejang-kejang dan sekujur tubuhnya  membiru kehitam-hitaman.

Rahmat yang menemani Andi kembali ke posko berusaha meminta pertolongan kepada warga tak jauh dari pemukiman penduduk. Sayangnya sebelum sempat mendapat pertolongan Andi telah menghembuskan nafas terakhir.

“Semula tampak sehat dan bicara seperti tak ada masalah. Namun usai buang air kecil tiba-tiba kejang-kejang dna badannya tampak biru kehitam-hitaman,” ujar Rahmat.

Guru pendamping, Rukaya mengaku sangat terpukul atas musibah yang menimpa salah satu anggota KPA Kalpataru ini. “Kami tak menduga musibah ini menimpa Andi," ujar Rukaya.

pendamping, Rukaya yang tampak terpukul atas msuibah yang menimnpa salah satu anggota rombongannya. Menurut Rukaya, yang juga guru SMA Negeri 1 Makassar ini, kegiatan pendidikan dasar ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan anggota kelompok KPA Kalpataru setiap tahunnya.

Pendakian semula masih akan berlangsung hingga Senin besok. Namun, karena musibah ini, seluruh rombongan terpaksa langsung dipulangkan dan mengatar jenazah Andi ke kediamannya di Makassar.

“Dari hasil pemeriksaan fisik, petugas tak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan. Korban diduga meninggal karena kelelahan,” ujar Kaurbin Kamtimas Polsek Tompobulu Maros, Bripka Nurdin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com