Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat Lindungi Demonstran, Kepala Bupati Buton Dihantam Pukulan

Kompas.com - 20/11/2014, 21:25 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa yang menuntut janji Buton, Samsu Umar Abdul Samiun, untuk tetap berkantor di Pasarwajo berakhir ricuh. Ratusan warga yang tergabung dalam Gerakan Pemersatu Rakyat Buton di depan rumah jabatan , Kamis (20/11/2014), berakhir dengan bentrokan antara pengunjuk rasa dengan polisi dan petugas Satpol Pamong Praja.

Akibatnya, sejumlah demonstran terluka akibat dianiaya petugas. Bentrokan terjadi setelah demonstran yang terdiri dari puluhan ibu-ibu meneriakkan Umar dengan kasar. Tidak terima pimpinannya diteriaki, petugas Satpol PP tersulut emosi sehingga nyaris terjadi adu jotos dengan para pengunjuk rasa.

Melihat kondisi tersebut, Kapolres Buton AKBP Fahrurrozi berusaha menenangkan warga. Namun di saat bersamaan tiba-tiba terjadi keributan di samping rumah jabatan. Puluhan aparat langsung berusaha menangkap para demonstran, hingga keributan kembali terjadi.

Saat itulah, aparat kepolisian langsung memukul para demonstran yang mereka tangkap, juga menghujaninya dengan pukulan dan tendangan. Sejumlah demonstran yang diamankan pun terluka.

Aksi polisi terus berlanjut dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Bahkan sejumlah demonstran yang diamankan di rumah jabatan dianiaya aparat Satpol PP dan Polisi.

Melihat kejadian itu Bupati Umar sempat keluar dari rumahnya untuk menenangkan aparat yang bertindak kasar kepada demonstran. Ia juga sempat melindungi salah seorang demonstran yang menjadi bulan-bulanan aparat.

Tapi justru ketika itulah sang Bupati mendapat pukulan tepat di kepalanya. Sayangnya tidak diketahui siapa yang melakukan pemukulan.

“Iya, kepala yang kena pukulan, tapi tidak parah. Kami masih selidiki pelakunya, beberapa pengunjuk rasa yang menjadi provokator sudah diamankan,” kata Kapolres Buton, AKBP Fahrrurozi, Kamis (20/11/2014) malam.

Saat ini, lanjut Kapolres Buton, situasi mulai kondusif di sekitar rumah jabatan Bupati. Sebelumnya, warga dan mahasiswa meminta Umar agar konsisten dengan kesepakatan yang pernah disepakati saat unjuk rasa sebelumnya. Kesepakatan tersebut di antaranya, Wakil dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah tetap tinggal di Pasarwajo, serta melarang kendaraan dinas keluar dari wilayah Buton.

Namun menurut mahasiswa dan warga, kesepakatan itu dilanggar, sehingga mereka kembali turun ke jalan. Sebelum ke rumah jabatan Bupati Buton, para pengunjuk rasa mendatangi Kantor Pemerintahan dengan membawa keranda mayat dan sebuah pocong yang melambangkan matinya kepemimpinan Umar-Bakry ke dalam halaman kantor.

Namun aksi tersebut dicegah aparat kepolisian dan Satpol PP. Ketika itu adu jotos juga nyaris terjadi. Karena Bupati Buton Umar Samiun tidak berada di kantornya, massa kemudian menuju depan rumah jabatan, yang kemudian berujung bentrokan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com