Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haryono Ajar Matematika dengan Sulap

Kompas.com - 20/11/2014, 17:54 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com - Matematika, bagi sebagian besar siswa seperti angker dan membosankan. Kesan tersebut semakin melekat hingga ke karakter para guru. Tak jarang para pengajar bidang ini sering dijuluki "guru killer".

Namun tidak demikian dengan Haryono, guru matematika SMPN 4 Kota Bengkulu, kesan angker langsung sirna saat bertemu pria paruh baya ini. Wajahnya teduh, bahasa lembut, ramah, dan yang paling penting bagi para muridnya, dia pandai meramu mata pelajaran matematika dengan aksi sulap.

Haryono cukup populer di kalangan siswa SMPN 4 Kota Bengkulu. Saat Kompas.com tiba di sekolah tersebut menanyakan secara acak terhadap siswa apakah mereka mengenali Pak Haryono, serta merta siswa menjawab, kenal.

"Iya, Pak Haryono guru matematika yang ngajarin matematika sambil sulap," ujar salah seorang siswa SMPN 4 Kota Bengkulu, Kamis (20/11/2014).

Membuka perbincangan dengan Kompas.com, Haryono mengungkapkan ia terinspirasi mengajar matematika dengan sulap sejak menonton acara Deddy Corbuzier di salah satu stasiun TV swasta.

"Sekitar tahun 2007 saya melihat acara sulap itu dari sana saya (TV) terinspirasi agar sulap saya modifikasi dalam menyampaikan pelajaran matematika agar siswa tak bosan, tapi aktif," ungkapnya.

Dia justru mengaku tak memiliki dasar-dasar ilmu sulap namun berdasarkan penguasaannya terhadap materi matematika, dia meyakini dapat dijadikan sulap.

"Awalnya sulap sederhana, namun terus berkembang, bahkan para siswa juga sangat kreatif mengembangkannya, sulap mereka (siswa) pintar, nilai matematika juga hasilnya sungguh memuaskan," ungkapnya.

Teknik tersebut, lanjutnya, telah delapan tahun ia lakukan dan kembangkan, hasil evaluasi yang ia lakukan sebelum metode sulap digabung dengan cara mengajar matematika, nilai siswa SMP yang ia ajar selalu di bawah tujuh.

"Sekarang alhamdulillah rata-rata nilai siswa di atas tujuh dan delapan," ungkapnya merendah.

Dia mencontohkan metode pembelajaran matematika dengan cara sulap tersebut. Caranya sederhana. Langkah pertama, dia meminta para siswa menulis angka secara sembarang dan angka tersebut disimpan jangan diberitahukan ke dirinya selaku guru.

Lalu, saat siswa menulis angka rahasia yang difikirkan oleh Haryono adalah variabel sebuah X, selanjutnya, dia mengarahkan pada para muridnya agar angka rahasia tersebut mau diapakan, dibagi, dikali, ditambah atau dikurangi.

"Jika mereka tambah misalnya dengan angka 2, artinya di otak saya X 2, selanjutnya misalnya siswa minta dikurangi 5 artinya X-3, lalu dikali 6, artinya di otak saya mengingat 6X-18, ini petunjuk bahwa saya harus tambah dengan angka 18 = 6X, lalu saya meminta para siswa agar membagi hasilnya dengan angka yang pertama kali dirahasiakan para siswa, maka di otak saya akan bermain 6X:X= 6, pasti tulis angkanya 6. Nah dari sini permainan dimulai misalnya saya minta mereka tambahkan 4 lalu dikurang 3, hasilnya kan tujuh. Tujuh ini saya konversi dengan huruf abjad, 7 = G, lalu untuk lebih meriah saya akan tulis nama hewan Gajah di dalam topi sulap saya lalu saya buka topi sulap akan muncul tulisan Gajah yang abjadnya G berarti angka 7 karena sudah dikonversi," paparnya.

Contoh-contoh tersebut semakin membuat para siswa antusias, bahkan para siswanya justru lebih kreatif dalam meniru dirinya bermain sulap matematika. Para siswanya juga bahkan melengkapi diri dengan dandanan ala pesulap, seperti topi, jubah, dan lain-lain.

"Saya pernah dikerjain murid saat sulap matematika, mereka seolah mencari-cari kertas di sampah dan ternyata jawabannya ada di kotak sampah," cerita dia sambil terkekeh.

Dia juga mampu menebak tanggal, bulan dan tahun lahir seseorang dengan metode rumus matematika. Sesi belajar matematika digabung dengan sulap kata dia akan ia hentikan pada waktu tertentu dan ia akan mulai mengajari aljabar, dan teori matematika secara penuh.

Masuk pada sesi ini, lanjutnya, para siswa tak mengalami kesulitan lagi karena saat siswa mengalami kebuntuan maka ia akan mengingatkan pada siswanya tentang permainan sulap yang berhubungan dengan persoalan yang dihadapi siswa tersebut.

Di beberapa forum guru tingkat ASEAN, dia pernah memaparkan metode belajar yang dia terapkan itu bahkan para guru dari Filiphina, Thailand dan Australia tertarik dengan metode yang ia lakukan.

"Saya tak memiliki waktu khusus untuk menjadikan metode ini ke dalam tulisan atau penelitian ilmiah, Namun saya berniat menjadikan metode ini sebagai laporan ilmiah," paparnya.

Menurut dia, dalam metode ini yang paling diperlukan adalah memiliki kemampuan mengingat yang kuat dan tahapan aljabar yang baik, jika tidak akan mengalami kesulitan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com