Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Berlanjut, Sopir Dipaksa Turunkan Penumpang di Jalan

Kompas.com - 20/11/2014, 11:00 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Ani, seorang ibu warga Nunukan, Kalimantan Utara terlihat menggerutu ketika terpaksa jalan kaki sambil menggendong salah satu anaknya. Sesaat sebelumnya dia dipaksa turun dari angkot yang ditumpanginya. Padahal, rencananya pagi ini Ani hendak berbelanja di Pasar Jamaker yang jaraknya masih satu kilometer dari Alun-alun.

Diturunin di Alun-alun tadi. Katanya mereka mau demo. Terpaksa jalan kaki. Bagaimana nanti pulangnya kalau mereka masih demo?” ujar Ani, Kamis (19/11/2014).

Ratusan sopir angkutan kota di Kabupaten Nunukan pagi ini memang menggelar sweeping terhadap rekan mereka yang masih nekat membawa penumpang. Mereka memaksa para sopir untuk menurunkan penumpang.

Ratusan mobil angkot tersebut mereka parkir mengelilingi Alun alun Kota Nunukan. Sopir angkut mengaku menolak kenaikan tarif angkutan Kota Nunukan sebesar Rp 1.000 dari tarif sebelumnya sebesar Rp 5.000. Kenaikan Rp 1.000 menurut mereka tidak sebanding dengan kenaikan BBM bersubsidi dan kenaikan suku cadang.

“Kita sudah koordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait usulan kami untuk menaikkan tarif menjadi Rp 7.000 untuk dalam kota. Tapi mereka bilang kemahalan. Akhirnya, mereka nekat mengeluarkan SK kenaikan Rp 1.000. Kami menolak karena kenaikan tersebut tidak sebanding dengan kenaikan BBM bersubsidi. Ongkos tambal ban saja sekarang Rp 20.000, belum lagi sparepart yang melambung. Belum lagi susah mendapatkan BBM di sini,” ujar Laoding, Ketua Organda di Kabupaten Nunukan.

Akibat banyaknya mobil angkot yang diparkir di sekitar Alun alun Kota Nunukan, jalur di Jalan Ayani macet. Para sopir angkut mengaku akan terus menggelar demo jika tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Nunukan.

”Perhubungan bersikeras kenaikan 20 persen dari tarif lama. Inilah jadinya Rp 6.000. SK sementara sekarang yang dikeluarkan perhubungan mereka tolak. Kita akan bubar sekarang jika Dinas Perhubungan menyetujui permintaan kita. Saya sudah minta Dinas Perhubungan turun ke sini,” ujar Laoding.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com