Salah satu wartawan yang terjebak di lapas itu adalah wartawan Tribunnews, Zabur Anjasfianto. Dia mengatakan, selain dirinya dan Soerya, ada tiga wartawan lain dan tujuh staf Pemerintah Provinsi Riau yang terjebak di Lapas Kelas IIA Batam.
"Kami terjebak sejak pukul 17.00 WIB dan baru saja bisa keluar setelah dibebaskan warga," ujar Zabur saat dihubungi KompasTV, pada Kamis (20/11/2014) sekitar pukul 00.10 WIB. Warga, kata dia, membebaskan para wartawan dan Soerya yang terjebak itu bersama Pangdam Bukit Barisan.
Kronologi
Zabur mengatakan, rombongannya terjebak di Lapas begitu rombongan TNI dari Yonif 134/TS menyerbu Markas Komando Brimob Polda Kepulauan Riau. Saat itu, Soerya sedang memediasi perdamaian di antara kedua kesatuan, setelah pada Rabu pagi ada perselisihan kecil karena salah lirik di antara oknum TNI.
Menurut Zabur, adu tembak ini merupakan "babak kesekian" dari rentetan kesalahpahaman sejak Rabu pagi. Insiden saling lirik di sekitar warung dan SPBU di dekat Mako Brimob, ujar dia, sebenarnya sudah rampung pada siang hari.
Namun, tutur Zabur, rombongan TNI dari Yonif 134/TS yang sebelumnya turut mengamankan demo buruh, baru belakangan mendengar insiden tersebut tanpa tahu bahwa sudah ada perdamaian. "Mereka berputar arah dan menyerang markas Brimob," ujar dia. (Baca: Kesaksian Fotografer yang Terjebak di Lapas Batam Saat TNI-Polri Adu Tembak).
Zabur mengatakan, informasi yang dia dapatkan sampai saat dihubungi selewat tengah malam itu menyebutkan ada korban tewas. "Jasad masih di RSUD Embung Fatimah. (Korban) dari TNI," ujar dia sembari menambahkan sudah ada konfirmasi awal soal hal itu. (Baca: Ambulans Antarkan Korban Bentrokan di Batam).
Menurut Zabur, anggota TNI yang menjadi korban insiden ini terkena tembakan ketika menyerang Markas Komando Brimob.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.