Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mogok Angkot Kacaukan Jadwal Produksi, Apindo Hitung Kerugian

Kompas.com - 19/11/2014, 16:57 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Semarang mendesak aksi mogok massal ribuan awak angkutan segera disudahi. Pasalnya, banyaknya karyawan yang terlambat masuk kerja menyebabkan jadwal produksi dan target produksi kacau.

“Mogok massal angkutan umum menyebabkan kacaunya proses produksi di sejumlah pabrik di Kabupaten Semarang. Jadual produksi dan target penyelesaian produk akhirnya molor,” kata Ketua Apindo Kabupaten Semarang, Ari Prabono, Rabu (19/11/2014) siang.

Menurut pria yang akrab dipanggil Kecuk ini, di Kabupaten Semarang ada ratusan pabrik yang ribuan karyawannya kebanyakan menggunakan jasa angkutan umum. Ia memberikan gambaran, ketidakhadiran tiga karyawan saja cukup menganggu proses produksi. Sebab satu line produksi garmen membutuhkan satu tim penuh yang tugasnya tidak bisa dirangkap.

Walhasil, adanya aksi mogok massal tersebut menurut Kecuk sangat menghambat produksi. “Yang jelas jadwal produksi molor, akibat banyak karyawan datang terlambat. Ujung-ujungnya bermasalah dengan buyer,  karena target produksi molor. Tentu banyak perusahaan dirugikan,” ujar Kecuk.

Berapa kerugian yang ditimbulkan akibat kacaunya jadwal produksi tersebut, Kecuk mengaku baru menghitungnya. Pihaknya sangat menyayangkan aksi mogok massal tersebut dan berharap aksi tersebut segera disudahi. “Jika memang menunggu musyawarah tarif, semestinya tetap beroperasi. Kami harap segera beroperasi,” imbuhnya.

Terlepas dari itu, lanjut Kecuk, pihaknya sebenarnya sudah memprediksi kenaikan BBM. Sejumlah pengusaha di Kabupaten Semarang sudah siap menghadapinya. Hanya saja Apindo meminta agar pemerintah dapat melakukan pantauan, pengawasan dan pengendalian harga-harga lainnya.

“Kalau kenaikan BBM sebenarnya sudah kita prediksi. Kami harap pemerintah melakukan pengendalian agar tidak ada kenaikan harga komponen. Agar tidak naik seenaknya,” kata dia.

Kepala Polres Semarang, AKBP Muslimin Ahmad meminta agar aksi mogok para awak angkutan segera diakhiri, karena merugikan masyarakat, terutama para pelajar dan pekerja yang terlantar di pinggir jalan. "Kita upayakan agar tidak melakukan mogok lagi. Kasihan para pelajar dan pekerja jadi terlambat masuk kerja," tutur Kapolres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com