Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/11/2014, 13:34 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com — Setahun silam, Teguh bersama istri dan anak-anaknya memutuskan untuk mengadu nasib dengan menjadi transmigran ke Nunukan, Kalimantan Utara. Berbekal harapan mendapatkan masa depan yang lebih baik, mereka meninggalkan kampung halaman di Karang Anyar, Jawa Tengah.

Kini, sudah setahun berlalu sejak kali pertama mereka menapakkan kaki di Nunukan. Namun, segala mimpi yang pernah ada belum juga terwujud. Teguh dan keluarganya belum juga menerima lahan seluas 3 hektar seperti yang dulu dijanjikan.

Lantas, demi menyambung hidup dan menyekolahkan kedua buah hatinya, Teguh akhirnya memilih bekerja sebagai tenaga keamanan di perkebunan sawit milik PT Sebakis Indah Lestari. Gajinya hanya Rp 76.000 sehari.

”Saya datang bulan Mei tahun 2013. Anak saya tiga, yang sekolah dua, kelas IV dan kelas I. Terpaksa sejak datang di SP 5 saya bekerja di PT SIL sebagai sekuriti. Gajinya Rp 76.000 per hari," kata Teguh, Jumat (14/11/2014) siang.

"Anak-anak saya semua sekolah di sini, meskipun dengan tempat belajar seadanya. Dengan gaji segitu, ya kurang kalau buat belanja anak-anak, buat biaya hidup. Belum lagi biaya sekolah anak-anak, enggak cukup,” keluh Teguh.

Berdasarkan data yang ada, jumlah transmigran di Kampung SP 5, Nunukan, mencapai 200 kepala keluarga. Semuanya hingga saat ini mendapat lahan untuk digarap. “Kita belum tahu di mana lahannya itu. Karena SP ini dikelilingi lahan perusahaan dan kelompok tani ini. Ada sedikit hutan di sini, tapi enggak cukup kalau dibagi. Janjinya tiga hektar setiap kepala keluarga, tetapi sudah setahun lebih saya di sini belum dapat lahan untuk digarap,” kata Teguh.

Teguh pun mengaku sudah berupaya untuk melaporkan masalah tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Nunukan. Namun, menurut dia, segala upaya itu berakhir sia-sia.

“Kita sempat mengutus tujuh orang perwakilan ke Disperindakop Nunukan, tapi hasilnya tidak ada. Sampai sekarang nasib lahan kami belum jelas,” kata dia lagi.

Menanggapi temuan ini, anggota Komisi III DPRD Nunukan Niko Hartono mengaku menyayangkan kondisi itu. “Harusnya sudah lengkap semua. Mereka tinggal datang, tinggal kerja. Mereka mau tanam apa. Kadis lama dulu katanya masih sedang mengusahakan. Yang jelas, nanti kita akan panggil hearing. Karena harapannya mereka itu di sana lahan yang dijanjikan itu ada,” ujar Niko.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Hadiri Fashion Show Istana Berbatik, Gubernur Syamsuar Promosikan Batik Riau Hasil Kreasi Pebatik Daerah

Regional
Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Kepala BPBD Riau: Kabut Asap di Riau Berasal dari Karhutla di Sumsel dan Jambi

Regional
Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Pj Gubernur Sulsel Bakal Bangun 100.000 Rumpon untuk Sejahterakan Nelayan

Regional
Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Dorong Pemberdayaan Zakat dan Masyarakat area Malang, Dompet Dhuafa Ciptakan Minuman dari Lidah Buaya

Regional
Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Hadir di Acara Penutupan Discover North Sulawesi, Puan Terkesan Keramahan Masyarakat Sulut

Regional
Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Hadiri IGA 2023, Mbak Ita Paparkan 2 Program Inovasi Unggulan Pemkot Semarang

Regional
Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Pikirkan Anak-anak Melayu Rempang!

Regional
Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Mas Dhito Berharap Kampung Lukis Ruslan Lahirkan Bibit-bibit Pelukis di Kabupaten Kediri

Regional
Pemkab Kediri Kawal Persiapan Bandara Dhoho, Mulai dari Pembebasan Lahan Jalan hingga Site Development

Pemkab Kediri Kawal Persiapan Bandara Dhoho, Mulai dari Pembebasan Lahan Jalan hingga Site Development

Regional
Terima Kunjungan JKONE, Bupati Jembrana Kenalkan Sentra Tenun

Terima Kunjungan JKONE, Bupati Jembrana Kenalkan Sentra Tenun

Regional
22 Klub Sepak Bola Antarpelajar SMA Rebutkan Piala Bupati HST

22 Klub Sepak Bola Antarpelajar SMA Rebutkan Piala Bupati HST

Regional
Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com