Kini, sudah setahun berlalu sejak kali pertama mereka menapakkan kaki di Nunukan. Namun, segala mimpi yang pernah ada belum juga terwujud. Teguh dan keluarganya belum juga menerima lahan seluas 3 hektar seperti yang dulu dijanjikan.
Lantas, demi menyambung hidup dan menyekolahkan kedua buah hatinya, Teguh akhirnya memilih bekerja sebagai tenaga keamanan di perkebunan sawit milik PT Sebakis Indah Lestari. Gajinya hanya Rp 76.000 sehari.
”Saya datang bulan Mei tahun 2013. Anak saya tiga, yang sekolah dua, kelas IV dan kelas I. Terpaksa sejak datang di SP 5 saya bekerja di PT SIL sebagai sekuriti. Gajinya Rp 76.000 per hari," kata Teguh, Jumat (14/11/2014) siang.
"Anak-anak saya semua sekolah di sini, meskipun dengan tempat belajar seadanya. Dengan gaji segitu, ya kurang kalau buat belanja anak-anak, buat biaya hidup. Belum lagi biaya sekolah anak-anak, enggak cukup,” keluh Teguh.
Berdasarkan data yang ada, jumlah transmigran di Kampung SP 5, Nunukan, mencapai 200 kepala keluarga. Semuanya hingga saat ini mendapat lahan untuk digarap. “Kita belum tahu di mana lahannya itu. Karena SP ini dikelilingi lahan perusahaan dan kelompok tani ini. Ada sedikit hutan di sini, tapi enggak cukup kalau dibagi. Janjinya tiga hektar setiap kepala keluarga, tetapi sudah setahun lebih saya di sini belum dapat lahan untuk digarap,” kata Teguh.
Teguh pun mengaku sudah berupaya untuk melaporkan masalah tersebut kepada Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial Kabupaten Nunukan. Namun, menurut dia, segala upaya itu berakhir sia-sia.
“Kita sempat mengutus tujuh orang perwakilan ke Disperindakop Nunukan, tapi hasilnya tidak ada. Sampai sekarang nasib lahan kami belum jelas,” kata dia lagi.
Menanggapi temuan ini, anggota Komisi III DPRD Nunukan Niko Hartono mengaku menyayangkan kondisi itu. “Harusnya sudah lengkap semua. Mereka tinggal datang, tinggal kerja. Mereka mau tanam apa. Kadis lama dulu katanya masih sedang mengusahakan. Yang jelas, nanti kita akan panggil hearing. Karena harapannya mereka itu di sana lahan yang dijanjikan itu ada,” ujar Niko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.