Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daripada Eksodus ke Malaysia, Butuq Pilih Jadi Kuli Tebas

Kompas.com - 14/11/2014, 13:14 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com  Butuq (40), seorang ibu warga Desa Samunti, mengaku lebih memilih pergi ke ibu kota Kabupaten Nunukan, daripada eksodus ke Malaysia seperti yang dilakukan banyak warga di sana.

Bersama 50 keluarga lainnya, Butuq memilih bekerja ala kadarnya di ibu kota Kabupaten Nunukan demi mencukupi kebutuhan sekolah keempat anaknya. “Anak saya empat, semua sekolah. Yang pertama 14 tahun sekolah SMP, yang lain sekolah SD. Kalau bertahan di desa susah, kita punya lahan hanya satu hektar untuk tanam singkong. Kita berladang hasilnya sedikit saja. Jadi kita ikut kerja di sini,” kata Butuq, Jumat (14/11/2014).

Di Kabupaten Nunukan, Butuq bekerja sebagai kuli tebas (membersihkan rumput di kebun). Meski memeras tenaga, pekerjaan ini bergaji lebih besar dari pekerjaan lainnya.

”Ada juga kerja pasang bibit rumput laut, tapi upahnya satu bentang panjangnya 15 meter hanya Rp 9.000. Kalau kerja kuli tebas kadang sehari kita diberi Rp 150.000. Lebih enak menjadi kuli tebas,” kata Butuq.

Butuq pun mengaku tahu bahwa banyak tetangga sekampungnya yang memilih pergi ke Malaysia. Namun, dia tidak mengikuti jejak itu. ”Kakak dan adik saya keempatnya pindah ke Malaysia sejak tahun 2004. Mereka sudah menjadi penduduk sana, ndak pernah pulang sudah. Ada sudah IC (KTP warga Malaysia) mereka di sana. Itu kalau di Malaysia ada saja rumahnya, motornya. Tapi kalau kita di sini aja, berladang sambil kerja di Nunukan untuk anak-anak bisa sekolah,” ujar Butuq.

Seperti diberitakan sebelumnya, dari 80 KK warga Desa Samunti, Kecamatan Lumbis Ogong, 20 KK di antaranya memilih eksodus ke Malaysia untuk mencari kebutuhan hidup. Sementara 50 KK lainnya memilih bekerja di Kabupaten Nunukan sebagai kuli tebas maupun kuli memasang bibit rumput laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com