Sunu Handaka Bayu, salah satu anggota Tim SAR Pantai Wedi Ombo, menuturkan, awalnya cahaya itu dilihat oleh Sudadi. Saat itu, Sudadi, yang juga merupakan personel Tim SAR, sedang berjaga dan melihat pusaran air di tengah laut disertai cahaya putih.
Merasa belum pernah melihat hal aneh semacam itu, dia lalu memberitahukan apa yang dia lihat kepada anggota tim SAR lainnya dan juga beberapa warga. "Saya bersama beberapa warga langsung ke pantai. Dan benar, ada cahaya putih seperti yang diceritakan," kata Sunu Handaka Bayu, Selasa (11/11/2014) malam.
Menurut Sunu, lokasi cahaya berada sekitar 500 meter dari bibir pantai. Bentuknya seperti gangsing, berupa pusaran yang mengeluarkan cahaya putih besar. "Ya kira-kira ada putaran dan keluar cahaya putih kecil di sekitarnya," kata dia.
Pada Minggu (9/11/2014) dan Senin (10/11/2014) malam fenomena aneh itu kembali muncul. Waktu kemunculannya sekitar pukul 19.30 WIB sampai dengan 21.00 WIB. "Awalnya, warga yang belum melihat tidak percaya, lalu yang hari kedua ketika muncul lagi warga kaget karena memang belum pernah terjadi peristiwa seperti itu," tandas dia.
Setelah kejadian itu dua hari muncul, Selasa malam kemarin, warga dan SAR termasuk beberapa wartawan sengaja menunggu di bibir Pantai Wedi Ombo. Namun, sampai pukul 21.00 WIB, cahaya dari tengah laut itu tidak muncul.
Bahkan, setelah berkoordinasi dengan SAR, di pantai lain yang dekat dengan Pantai Wedi Ombo, selama dua hari lalu, mereka tidak ada satu pun yang melihat cahaya putih dari tengah laut. "Jadi, kemungkinan hanya di Pantai Wedi Ombo karena SAR pantai sekitar tidak ada yang menyaksikan," ujarnya.
Hingga saat ini, belum diperoleh penjelasan ilmiah mengenai fenomena pusaran bercahaya tersebut.
Bioluminesensi ditemukan secara alami pada berbagai macam makhluk hidup, seperti cendawan, bakteri, dan organisme di perairan, tetapi tidak ditemukan pada tanaman berbunga, hewan vertebrata terestrial, amfibi, dan mamalia. Bioluminesensi pada hewan umumnya digunakan sebagai sinyal kawin, predasi, dan perlindungan terhadap pemangsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.