Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntut Rektor Transparan Soal Dana Festival, Demo Mahasiswa Ricuh

Kompas.com - 10/11/2014, 15:41 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, yang tergabung dalam forum komunikasi senat (fokus) mahasiswa, Senin (10/11/2014), berlangsung ricuh. Mahasiswa yang memaksa masuk ke gedung Soetardjo, untuk bertemu dengan Rektor Unej, Moh. Hasan, terlibat aksi dorong dengan satpam. Akibatnya, pagar besi Gedung Soetardjo roboh.

“Keluar Pak Rektor, temui kami, jangan hanya bersenang-senang di dalam sana,” ungkap demonstran.

Dalam aksinya, mereka menuntut transparansi penggunaan dana Festival Tegal Boto Unej. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan dalam rangka memperingati Dies Natalis Unej ke-50.

“Kegiatan Festival Tegal Boto mencerminkan sikap hedonisme karena menghambur-hamburkan uang kampus, ada dana ratusan juta rupiah yang telah dihabiskan untuk kegiatan itu,” kata koordinator aksi, Rahmatullah M Putra.

Sementara itu, lanjutnya, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kegiatan- kegiatan yang akan digelar organisasi kemahasiswaan.

“Kegiatan- kegiatan yang akan digelar UKM di Unej tidak dukung oleh pihak kampus, bahkan ada kegiatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat diancam tidak boleh dilaksanakan bila tidak menuruti kemauan panitia acara Dies Natalis,” ungkapnya.

Putra menyayangkan karena sikap rektor tersebut bertentangan dengan prinsip organisasi kemahasiswaan yang diatur dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, nomor 155 tahun 1998.

“Untuk itu, kami minta pihak rektorat transparan dengan dana yang telah digunakan untuk kegiatan Festival Tegal Boto,” katanya.

Sementara itu, Rektor Unej Moh. Hasan, mengaku tidak mempersoalkan aksi mahasiswa tersebut.

“Tidak apa-apa, siap-siap sajalah kan keinginan mahasiswa, dari sisi anggaran yang kita gunakan sudah kita rencanakan, it's okay saja, wong ini untuk kegiatan kita sebenarnya,” kata dia.

Hasan juga membantah, jika pihaknya tidak mendukung kegiatan mahasiswa.

“Saya rasa itu kurang tepat, ruangan untuk kegiatan banyak, apalagi kegiatan mereka sudah teranggarkan,” ungkap dia.

Dari pantauan di lapangan, sampai aksi unjuk rasa selesai, Hasan tidak menemui mahasiswa. Dia keluar dari pintu samping Gedung Soetardjo, sementara mahasiswa menunggu di depan pintu utama gedung tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com