“Bu Susi itu pintar bahasa Inggris dan Jerman sejak dulu masih SMP. Kami dulu selalu lihat Susi kecil masih SMP sudah sering ngobrol dengan para bule,” tutur Suharto (60), warga yang tinggal di dekat sekolah Susi di Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa (28/10/2014).
Menurut Suharto, Susi kecil tak beda dengan anak-anak perempuan kampung di Pangandaran. Namun, kata dia, Susi sudah terlihat mandiri sejak kecil sekalipun keluarganya termasuk kalangan berada.
"Bu Susi itu sejak dulu berjualan ikan keliling bukan sebagai orang yang tak mampu. Dia itu anak orang kaya raya, tapi hidupnya tak mau menunjukkan kalau dia hidup berlebih, dari dulu orangnya itu terlihat mandiri dan tak gengsian,” kata Suharto, yang mengaku mengenal Susi sejak kecil.
Setelah lulus SMP, lanjut Suharto, Susi pun melanjutkan sekolah ke SMS di Yogyakarta. Dia mengaku tak tahu persis ada persoalan apa, tetapi dia melihat sendiri Susi tak menyelesaikan sekolahnya itu sampai lulus.
Sepulang kembali ke Pangandaran, kenang Suharto, Susi langsung menikah dengan Yoyo, warga asli Pangandaran. Yoyo adalah suami pertama Susi.
Sebagai orang yang melihat langsung tumbuh kembang dan perjalanan hidup Susi, Suharto tak menampik ada rasa bangga yang turut dia rasakan saat perempuan itu dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.
“Saya sangat bangga dengan Bu Susi yang berhasil menjadi menteri seperti sekarang. Tentu saya sangat bangga,” ungkap Suharto dengan mata berbinar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.