Prasasti yang diarak tersebut ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, presiden yang baru saja purna tugas. Penandatanganan prasasti dilakukan di Pangkalan TNI Angkatan Laut, Surabaya, Jawa Timur, pada Senin (6/10/2014).
“(Perubahan status ini) tidak hanya Rektor dan seluruh jajarannya (yang berupaya), tetapi ini adalah jasa kita semua," kata Rektor Unimor Sirilus Seran. Dia turut dalam arak-arakan bersama mahasiswanya, demikian pula Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes, Wakil Bupati TTU, dan Aloysius Kobes.
Sirilus pun menyampaikan terima kasih kepada bupati dan jajarannya yang telah memberikan perhatian atas persoalan status kampus ini. Upaya mengubah status kampus ini menjadi negeri sudah dilakukan sejak 2010 dan baru mendapatkan titik terang pada April 2014.
"Kita semua bangga karena perubahan status ini tetapi tentu kita tidak hanya senang pada saat ini tetapi tentu kita masih bekerja keras agar kita menata lembaga ini dengan sebaik–baiknya," pesan Sirilus.
Sementara itu, Raymundus menyatakan kebanggannya atas capaian status baru Unimor. "Tentunya kita harus bersyukur kepada Tuhan karena semua usaha kita telah berhasil. Terima kasih juga terutama kepada Bapak Anton Amaunut (mantan Bupati TTU-Red). Tanpa Bapak Anton kita tidak berkumpul disini untuk mensyukuri Penegerian Unimor," ujar dia.
Sebelum berubah status, tutur Raymundus, Unimor bernama Universitas Timor-Timur. Setelah referendum yang melepaskan Timor Leste dari Indonesia, sejumlah kabupaten di daratan Timor ditawari pendirian universitas. Ketika Kabupaten Belu, Timor Tengah Selatan, dan Kupang menolak, Kabupaten TTU menerima tawaran itu, hingga sekarang statusnya pun sudah menjadi kampus negeri.