Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Ribuan Koin Kuno Kuak Sejarah Hubungan Tiongkok dan Sriwijaya

Kompas.com - 22/10/2014, 17:43 WIB

MARTAPURA, KOMPAS.com – Penemuan koin kuno Tiongkok pada zaman Dinasti Tang (618-907) di dasar Sungai Komering di Desa Negeriagung, Kecamatan BP Peliung, OKU Timur, menguak sejarah hubungan perdagangan Tiongkok dengan Kerajaan Sriwijaya sampai ke perdalaman daerah Sumsel.

Ribuan koin kuno yang beratnya mencapai 25 kilogram itu secara tidak sengaja ditemukan tiga warga Desa Negeriagung. Ketika itu mereka menambang pasir di Sungai Komering dengan cara menyedot pakai mesin. Tak diduga, ribuan koin berwarna kehitaman ikut tersedot. Setelah digosok, warna koin itu kuning dan aksara Tiongkok tertulis di kedua sisinya.

Koin-koin itu berbagai jenis, tebal dan besar tersebut menjadi bahan perbincangan. Berbentuk bulat seperti uang receh pecahan Rp 1.000, tetapi ada lubang berbentuk kotak di bagian tengah.
Edi, pengelola lokasi tambang pasir, mengatakan, koin-koin itu ditemukan Iin, seorang pekerja, Sabtu (18/10) lalu sekitar pukul 12.00. Iin merasa curiga melihat ada benda aneh didalam tumpukan pasir.

Setelah diperhatikan bersama tiga rekannya, mereka menemukan ribuan koin yang sudah bercampur dengan pasir. Para penambang pasir itu kemudian memisahkan koin kuno itu dan menyimpannya.

“Itu merupakan kebun saya. Tidak ada keanehan di sekitar lokasi itu sejak saya mengelolanya saya tidak menyangka jika koin-koin ini akhirnya ikut tersedot ketika sedang menyedot pasir,” katanya.

Karena bukan emas, Edi tak menganggap koin itu berharga, sehingga dia membagi-bagikannya kepada warga, di antaranya Andi yang mengaku dapat sekitar 100 koin. Sedangkan selebihnya dibawa Iin dan dua rekannya.

Sebelum menemukan ribuan koin kuno, sekitar beberapa bulan sebelumnya mereka juga menemukan satu buah pecahan uang logam bertuliskan Nederland Hindia 1858.
Tidak ada kecurigaan Edi dan rekannya ketika menemukan mata uang kuno tersebut ikut tersedot dalam mesin. Tak lama, Edi Cs kembali menyedot benda berupa batu giok dan rantai dengan ukuran tidak terlalu besar.

“Benda-benda kuno tersebut ikut tersedot dalam pipa penyedot pasir. Bentuknya tidak terlalu besar dan menyesuaikan dengan pipa penyedot yang digunakan,” ujarnya.

Mereka juga menemukan benda kuno lainnya yang ikut tersedor berupa pecahan kepala yang berbentuk seperti Leak Bali yang sudah hancur.

Ketua Jaringan Masyarakat Adat Komering, H leo Budi Rachmadi SE, meninjau lokasi untuk melihat penemuan koin kuno tersebut. Dia akan berkoorinasi dengan Balai Arkeologi Palembang untuk memastikan penemuan tersebut.

Sedangkan mengenai ribuan koin yang sudah berpisah-pisah dan dibagikan kepada warga Leo berjanji akan berusaha untuk mengumpulkan kembali agar penemuan tersebut bisa dijadikan salah satu budaya.

“Jadi kemungkinan aliran Sungai Komering digunakan sebagai transportasi sejak zaman dahulu kala. Karena koin ini diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Kami akan pastikan usia koin ini dengan berkonsultasi dengan peneliti. Saya hari ini ke Palembang untuk memastikannya,” kata Leo.

Desa Negeriagung berjarak sekitar 10 Kilometer dari pusat Kota Martapura atau sekitar 1,5 Km dari jalan Provinsi Martapura-Kayuagung dengan perjalanan sekitar sekitar 15 menit menggunakan perahu ketek.

Sementara itu, aliran Sungai Komering berasal dari hulu wilayah Danau Ranau, Kabupaten OKU Selatan dan bermuara di Sungai Musi melewati wilayah Martapura. Pesisir Komering OKU Timur diduga kuat merupakan salah satu jalur transportasi perdagangan mada masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya. Aliran sungai yang dalam dan tenang ditambah lagi dengan hulu sungai yang berbatasan tidak jauh dari laut lepas di wilayah Bengkulu dan Lampung menguatkan analisa itu. (wan/hen/SP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com