Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberkan Aset Setya Novanto di NTT, Wartawan "Tempo" Diancam

Kompas.com - 03/10/2014, 22:07 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KUPANG, KOMPAS.com
 — Gara-gara menulis berita tentang gurita bisnis Ketua DPR terpilih Setya Novanto di Nusa Tenggara Timur, wartawan Tempo yang bertugas di Kupang, Yohanes Seo, diancam akan dibunuh oleh Direktur Novanto Center Muhammad Ansor.

Yohanes Seo kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2014) sore, mengatakan bahwa ia mendapat ancaman itu melalui telepon seluler sekitar pukul 14.00 Wita.

"Dia barusan telepon saya dan ancam saya. Dia bilang, 'Saya akan cari kau. Kau tahu keluarga saya. Kau tahu saya orang Alor'," kata Yohanes menirukan ancaman Muhamad Ansor.

Ansor yang juga adalah anggota DPRD Provinsi NTT periode 2014-2019 mengancam Yohanes terkait pemberitaan yang dilansir Tempo, Jumat, 3 Oktober 2014, dengan judul "Gurita Bisnis Setya Novanto di NTT" dan berita lanjutan "Novanto Center Akui Gurita Bisnis Setya Novanto".

Tulisan tersebut membeberkan sejumlah aset dan juga perusahaan yang saat ini dikelola oleh Setya Novanto. Misalnya, kantor Novanto Center memiliki dua lantai dilengkapi kolam renang yang cukup megah di wilayah Kelapa Lima, Kota Kupang. Bangunan itu juga sekaligus rumah tenun bagi warga NTT di Kelurahan Maulafa, Kota Kupang, yang dinaungi istrinya, Deisti Novanto.

Masih dalam tulisan Tempo, Novanto juga membangun hotel sekelas bintang lima di Pantai Pede, Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, dengan nilai investasi mencapai Rp 120 miliar di atas lahan seluas 3,5 hektar. Selanjutnya, sentra agrobisnis di Manusak, Kabupaten Kupang, dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan Industri Bolok. Terakhir, Novanto dilaporkan telah memegang izin pembangunan pabrik garam di NTT.

Muhammad Ansor, menurut Yohanes, via telepon juga mengancam akan mencari dan menghabisi wartawan Tempo. "Kau tahu saya tidak? Saya dan keluarga akan cari kau," kata Yohanes kembali menirukan ucapan Ansor.

Menurut Yohanes, Ansor membantah bahwa pernyataan dirinya via telepon adalah bentuk wawancara untuk diberitakan. "Saya tidak tahu kalau itu wawancara," kata Ansor sebagaimana ditirukan Yohanes.

Muhammad Ansor, yang dihubungi melalui telepon selulernya, menolak jika pernyataannya dikutip, terkait ancaman itu.

"Kalau adik (Kompas.com) mau wawancara, saya tidak mau," tandas Ansor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com