Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa IPB Ciptakan Karpet Pintar Pencegah Obesitas

Kompas.com - 02/10/2014, 13:43 WIB

BOGOR, KOMPAS.com — Sejumlah mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan alat olahraga berupa karpet elektronik yang diyakini sebagai solusi alternatif untuk mencegah obesitas (kegemukan). Karpet ini bernama Neuron Dance Pad.

"Produk Neuron Dance Pad ini terinspirasi dari mesin 'Dance-dance Revolution' dan 'Pump it Up' yang terdapat di game center di beberapa pusat perbelanjaan," kata Yakni Hanifah Aries Muqaddam, salah satu dari tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang menciptakan karpet elektronik tersebut.

Hanifah menjelaskan, karpet elektronik Neuron Dance Pad termasuk alat olahraga kategori ringan, memiliki keunggulan membakar kalori lebih tinggi hingga 150-170 kalori bila digunakan selama 30 menit.

Dia menegaskan, cara pemakaian Neuron Dance Pad sangat mudah. Neuron dikoneksikan dengan laptop atau PC yang sudah ter-install program step mania. Ratusan lagu yang dipakai untuk program Dance Pad tersedia secara gratis sebagai bonus pembelian produk.

Jika dirasa kurang, masih terdapat banyak file lagu yang dapat diunduh secara gratis di internet. Penggunaan Neuron disesuaikan dengan level yang dipilih antara 1-26. Semakin tinggi tingkat kesulitan level yang dimainkan, semakin banyak pula kalori tubuh yang terbakar.

Menurut Hanifah, banyak orang belum menyadari bahwa mesin Dance-dance Revolution dan Pump it Up yang terdapat di game center pusat perbelanjaan sebagai alat olahraga karena kebanyakan memainkannya sebagai bentuk hobi.

Melihat peluang tersebut, lanjut Hanifa, dia dan dua rekannya, Ridzki Muhammad Luthfi dan Dhenok Maria Ulfa, merancang alat olahraga tersebut.

Selain bermanfaat bagi kesehatan, Neuron juga berfungsi sebagai alat pengasah kecerdasan otak kanan karena konsep dasar alat ini menggunakan ritme lagu untuk bergerak di atas papan dansa (dance pad simulator) dengan menginjakkan kaki di setiap tombol sesuai dengan irama.

"Desain yang portabel membuat Neuron dapat dipakai di mana saja dan kapan saja sehingga cocok dalam berbagai kondisi," katanya.

Dia mengatakan, setiap kali menyelesaikan lagu (2 menit), pengguna dapat membakar 10-50 kalori, tergantung tingkat kesulitan yang dipilihnya. Artinya, dalam 30 menit, seseorang dapat membakar hingga 150-750 kalori tubuh.

Inovasi Neuron Dance Pad karya Hanifah dan teman-temannya telah meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2014 di Universitas Diponegoro, Semarang, pada bulan Agustus lalu.

Menurut dia, Neuron Dance Pad dapat diproduksi secara massal, dengan harga yang ditawarkan lebih mahal dari produk yang sudah beredar di pasaran. Namun, dengan prinsip amati, tiru, dan modifikasi (ATM), produk Neuron Dance Pad menjadi sangat kompetitif dan lebih disukai konsumen.

"Harga yang kami tawarkan untuk produk single pad adalah Rp 450.000/unit, dan double pad Rp 600.000. Produk Neuron Dance Pad dapat terjual sekitar 20-40 unit dengan omzet mencapai Rp 20 juta per bulannya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com