Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tita, Orangutan Obesitas Ini Ogah Makan Setelah Dibawa ke Karantina

Kompas.com - 24/09/2014, 22:58 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Tita, seekor orangutan betina asal Kalimantan yang dievakuasi petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah dari seorang warga di Jepara, saat ini masih beradaptasi dengan lingkungan baru, di kandang karantina Balai Konservasi Satwa Sido Muncul, Kecamatan Bregas, Kabupaten Semarang.  

Salah satu anggota Tim Medis Balai Konservasi Sido Muncul, drh Akhmad Syaifuddin yang dihubungi Rabu (24/9/2014) sore, mengatakan, sejak tiba di balai konservasi di kompleks Agro Wisata Sido Muncul, Selasa (23/9/2014) pukul 21.30 WIB, Tita masih enggan makan meski beberapa kali "dipancing" petugas.

“Ini hal yang biasa, karena Tita dalam proses adaptasi dengan lingkungan yang relatif baru,” kata Syaifuddin.

Berdasarkan observasi, secara fisik orangutan yang telah berusia sekitar 15 tahun ini bagus dan tidak mengalami luka apa pun. Hanya saja, badan orangutan ini mengalami obesitas hingga tampak kurang aktif. Orangutan ini beratnya mencapai hampir satu kuintal. Padahal, idealnya hanya berkisar 70 kilogram.  

“Biasanya kalau bukan orang yang biasa ‘memegang’, satwa ini akan memberontak jika dipindahkan ke kandang yang berbeda. Namun, Tita relatif lebih mudah,” tambahnya.  

Selama dalam masa karantina, kondisi kesehatan Tita akan terus dipantau. Saat ini tim medis masih menunggu orangutan ini mengeluarkan kotorannya. Selanjutnya petugas akan memeriksa kotoran tersebut apakah ada kandungan cacing atau bakteri lainnya.

“Jika diketahui mengalami gangguan kesehatan, maka tim medis akan menangani terlebih dahulu sebelum dilepas dari kandang karantina,” tegasnya.

Diinformasikan, Tita sebelumnya dievakuasi oleh petugas BKSDA Provinsi Jawa Tengah dari warga Desa Karanggondang, Kabupaten Jepara. Pemilik Tita mengaku bahwa satwa ini merupakan pemberian penduduk Dayak sejak usia tiga bulan.  

Selama di tangan pemiliknya, Tita dipelihara dalam kandang yang sempit berukuran 1,5 X 2 meter. Satwa tersebut diberikan asupan selayaknya manusia, yakni nasi kecap, pepaya, pisang, minuman teh manis, dan sirup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com