Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Massa Paksa Masuk Kantor Gubernur, Demo Hari Tani Ricuh

Kompas.com - 24/09/2014, 15:44 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis


MATARAM, KOMPAS.com — Demo memperingati Hari Tani Nasional (HTN) ke-54 di depan kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) berlangsung ricuh, Rabu (24/9/2014). Massa yang datang secara bergelombang mengatasnamakan diri dari Komite Politik Alternatif Rakyat (KPAR), Front Perjuangan Rakyat (FPR) NTB, dan Serikat Tani Nasional (STN).

Mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur NTB dan mendesak agar pemerintah daerah segera menyelesaikan persoalan agraria, terutama di kawasan pantai selatan Lombok yang belum tuntas hingga saat ini. Apalagi kawasan tersebut akan dijadikan tempat pengembangan sektor pariwisata Lombok.

Selain itu, massa juga mendesak agar pemerintah menindak tegas investor nakal yang menelantarkan lahannya dan mengembalikan kepada rakyat serta memberi subsidi pupuk bagi para petani.

"Kami mendesak pemerintah daerah segera menuntaskan konflik agraria, terutama di wilayah Kute, Mawun, Selong Belanak, dan kawasan pantai selatan lainnya, yang selama ini belum tuntas," kata Ketua STN, Ahmad Rifai.

Aksi memperingati hari tani tersebut sempat ricuh. Massa KPAR yang mencoba merangsek masuk ke kantor Gubernur dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian yang berjaga. Sempat terjadi aksi saling kejar antara polisi dan massa aksi. Namun, kejadian ini bisa segera diredam.

Asisten 1 Provinsi NTB Rosyadi Sayuti, yang menemui massa aksi, menyampaikan bahwa pemerintah saat ini tengah berusaha menyelesaikan persoalan agraria di NTB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com