Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Tewas Tertembak Peluru Senapan Angin, Rohmani Cari Keadilan

Kompas.com - 22/09/2014, 10:49 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Rohmani (56), warga kecamatan Gambiran, Banyuwangi mencari keadilan terkait kasus kematian anaknya, Nanda Catur (16) yang tewas setelah tertembak di bagian kepala dekat mata kiri 26 Maret 2014 lalu.

Kepada Kompas.com, Senin (22/9/2014), Rohmani bercerita anaknya meninggal pada 29 Maret 2014, setelah dirawat beberapa hari di RSUD Subandi Jember, pascatertembak di bagian kepala dekat mata kirinya.

Dia mengaku sudah melaporkan kasus tersebut ke Polsek Gambiran, namun pihak kepolisian belum menangkap pelaku asli penembakan kepada anaknya. "Awalnya A, kawan Nanda memberitahukan ke tetangga saya Rofik jika anak saya tertembak senapan angin. Saat itu Nanda ditemukan pingsan dengan wajah penuh darah di dalam rumah Sofi, pemilik senapan angin yang menyebabkan luka di kepala Nanda. Saat itu Sofi sedang tidak ada rumah," kata Rohmani.

Nanda sendiri baru ditemukan satu jam setelah penembakan yang terjadi sekitar pukul 12. "Banyak kejanggalan yang terjadi seperti posisi anak saya saat ditemukan sepertinya berpindah. Pihak Polsek sempat mengamankan tetangga saya yang kebetulan membawa senapan angin saat kejadian. Kebetulan dia memang hobi menembak bajing. Tapi dia dilepaskan karena jenis senjatanya memang berbeda dengan senjata yang menyebabkan luka di kepala Nanda," tambah dia.

Rohmani mengaku sudah berkali-kali meminta kejelasan kasus anaknya namun tidak mendapatkan penjelasan yang memuaskan. "Saya meminta keadilan untuk anak saya. Tapi kenapa polsek kesannya tidak serius dan kasus anak saya mandeg. Saya yakin ada yang disembunyikan dan kawan Nanda yang bernama A terkait dengan kasus penembakan anak saya," kata dia dengan suara pelan.

Sementara itu, Lukman Hakim, dari Lembaga Swadaya Masyarakat Para legal Jawa Timur yang mendampingi Rohmani mengaku telah melaporkan Kapolsek Gambiran beserta jajarannya kepada Provost Polres Banyuwangi karena dianggap lambat dan tidak serius dalam mengusut kasus tewasnya Nanda Catur.

"Dari keterangan petugas piket di sana surat pengaduan harus ditujukan kepada Kapolres, nanti Kapolres yang akan memerintahkan ke provost atau ke reskrim. Kecewa iya tapi kami akan segera menyerahkan surat ke Kapolres Banyuwangi agar kasus ini segera terungkap," kata dia.

Selain itu, Lukman mengaku juga melaporkan kasus ini ke Polda Jawa Timur, Polri dan juga Kompolnas agar kasus ini mendapat perhatian.

Sementara itu, Kepala Polres Banyuwangi AKBP Tri Bisono Soemiharso mengaku sudah mengetahui laporan tersebut. "Nanti akan segera dilakukan penyelidikan ulang. Untuk mengarah menentukan tersangka memang buktinya masih kurang kuat. Tapi tidak menutup kemungkinan kasus tersebut akan segera diambil alih oleh Polres Banyuwangi. Secepatnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com