Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Warga Pun Pakai Air Berlumut

Kompas.com - 17/09/2014, 11:40 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Warga di lima desa/kelurahan di Pamekasan, Jawa Timur, menggunakan air keruh untuk mencuci dan mandi sehari-hari. Lima desa/kelurahan itu masing masing, Kelurahan Kowel, Desa Plakpak, Desa Blumbungan, Kelurahan Kolpajung dan Kelurahan Gladak Anyar.

Air bercampur lumut dan warnanya menghijau itu terpaksa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, karena sulitnya mendapat air bersih. Air bersih yang diambil dari sumur-sumur warga, hanya cukup untuk diminum dan memasak saja.

Siti Zulaiha, warga Desa Blumbungan, mengaku air keruh yang digunakan itu merupakan sungai yang sudah berhenti mengalir karena musim kemarau. Air itu terpaksa digunakan warga karena tak punya pilihan lagi untuk memakai air lainnya.

"Daripada membeli, harganya mahal. Meskipun air keruh tak masalah warga tetap menggunakannya," kata dia, Rabu (17/9/2014).

Sementara Syaiful Bahri, warga Kelurahan Gladak Anyar mengaku, air keruh yang digunakan warga untuk mencuci dan mandi sangat tidak sehat. Pernah dia bersama anaknya mandi dan mencuci karpet. Beberapa saat kemudian badannya diserang gatal-gatal. Karpet yang dicuci di air sungai keruh itu juga menyebabkan gatal-gatal setelah kering.

"Saya kapok kalau untuk mandi di sungai itu. Mungkin karena airnya sudah mandeg dan berlumut menyebabkan gatal-gatal," kata dia.

Warga di lima desa dan kelurahan itu berharap ada bantuan air bersih dari warga. Sebab kalau membeli, harga per tanki ukuran 5.000 liter mencapai Rp 80 ribu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com