Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Mata Air di Sekitar Gunung Ciremai Hilang

Kompas.com - 12/09/2014, 16:19 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Ribuan mata air di sekitar Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, dinyatakan hilang. Kehilangan tersebut disebabkan banyaknya pembalakan liar, praktik Galian C legal dan ilegal, sekaligus perilaku manusia yang kotor.

Pernyataan tersebut ditegaskan, Yoyon Suharyono, Duta Lingkungan Hidup Jawa Barat, saat menghadiri acara Dialog Multi Pihak “Sinkronisasi Peraturan Perizinan dan Kompensasi Pemanfaatan Jasa Lingkungan Sumber Mata Air di Kawasan Ekosistem Gunung Ciremai”, di salah satu hotel di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jumat (12/9/2014).

“Sebelum tahun 2000, tercatat sebanyak sekitar 1.500 mata air yang ada di seluruh kawasan Gunung Ciremai yang dapat mengaliri air ke Cirebon, Indramayu, dan Majalengka,” kata Yoyon saat berbicara di tengah forum.

Namun di tahun 2014, kondisi tersebut sudah jauh menurun, dari total sekitar 1.500, hanya tersisa sekitar 55 mata air, yang berukuran besar yang masih berfungsi.

Saat ditanya sumber data tersebut oleh Kompas.com, Yoyon mengulang dan mempertegas lagi pernyataan yang disebutnya di tengah forum. “Pokoknya saya pernah mencatat data yang saya kumpulkan, di sebelum tahun 2000. Saat itu, Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan masih di bawah pengawasan Kementerian Kehutanan,” tegas Yoyon.

Pengurangan mata air, lanjut Yoyon, disebabkan banyaknya pembakalan liar, Galian C legal dan illegal, serta perilaku manusia yang tak memperdulikan alam, sehingga mata air dan saluran air, ke seluruh daerah rusak dan terhenti.

Menurut dia, bila tidak segera diperbaiki, diprediksi, dua puluh tahun mendatang, Kota dan Kabupaten Cirebon, tidak akan dapat minum air. “Bukan hanya tidak dapat mandi, minum saja tidak bisa. Lihat saja kondisi sekarang, sungai mengering di mana-mana,”  kata Yoyon.

Sementara itu, Joni Kusumo, Asisten Deputi Ekonomi Kementerian Lingkungan Hidup, menyampaikan, soal hilangnya mata air harus dikaji ulang, terkait jumlah dan penyebabnya.

"Harus didata, dan dikaji secara serius apakah jumlah tersebut benar atau keliru. Namun kalau memang benar, kondisi itu harus segera diperbaiki. Tidak hanya pemerintah, namun menjadi tugas bersama, karena sangat mengancam,” kata Joni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com