Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Candi Tempat Semedi Raja Jawa di Nusantara...

Kompas.com - 10/09/2014, 14:05 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

Dalam lontar Raja Purana Sesana Candi Supralingga Bhuwana dan lontar Kutarakanda Dewa Purana Bangsul disebutkan, bahwa pada saat Balidwipa (Bali) dan Silaparangdwipa masih dalam keadaan labil, Sang Hyang Aji Pasupati memerintahkan Sang Badawangnala, Sang Ananthaboga, Sang Naga Basukih dan Sang Naga Taksaka untuk memindahkan bagian dari Gunung Semeru dari Jawadwipa ke Balidwipa.

"Setelah tanah Bali stabil, barulah Sang Hyang Aji Pasupati menurunkan tiga putranya, yakni Hyang Gni Jaya, yang berstana di Gunung Lempuyang, Hyang Putranjaya berstana di Gunung Agung dan Hyang Dewi Danuh berstana di Gunung Batur," kata dia.

Ditemukannya 'pasraman' yang menjadi tempat suci Sang Hyang Aji Pasupati berawal dari seorang Pandita bernama Ida Pandita Mpu Nabe Dwi Prama Dharma dari Desa Manggis, Kecamatan Amplapura Bali yang menderita sakit ajaib, seperti dipukul-pukul secara gaib yang dirasakan di sekujur tubuhnya.

"Karena sakit yang tak sembuh-sembuh, beliau menjalani semedi. Dalam semedinya beliau didatangi Sang Hyang Aji Pasupati, yang memerintahkan Ida Pandita untuk memuja dengan menggunakan Siwa Krana. Dari banyak semedi yang dilakukan, didapat pentunjuk melalui gambar gambar pelinggih yang ada di lereng selatan Gunung Semeru," kata dia.

Dari petunjuk tersebut kisah I Wayan, ditemukan 'pasraman' yang di dalamnya terdapat Candi Jejawar tersebut pada tahun 1967 lalu. "Yang tinggal di sini, jika dizinkan akan jadi raja. Jika tidak dizinkan tak akan jadi raja, resi dan mpu. Jejawar artinya "tanah yang maha agung". Semoga lokasi ini nantinya, bisa steril dari sikap yang tidak suci. Nanti akan kita ditanami pohon cemara sedikit demi sedikit di sini," kata dia.

I Wayan juga menegaskan, bahwa reruntuhan candi Jejawar itu, bukan sebuah makam. Karena, selama ini banyak kalangan yang salah tafsir. "Tapi tempat suci Sang Hyang Aji Pasupati, yang buka Nusantara ini. Tapi, tempat ini bukan hanya untuk umat Hinda. Tapi untuk seluruh umat," kata dia.

Namun, dia menyarankan, jika akan masuk ke area 'pasraman' tersebut, harus dalam kondisi harum, sudah mandi, badan dalam kondisi suci. "Karena ini memang tempat suci. Khusus ritual. Jika bukan untuk ritual, saya yakin akan ada peringatan dari yang maha kuasa," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com