Mayat Hafisah ditemukan di pinggir jalan desa setempat dalam keadaan penuh luka di sekujur badannya. Yang paling parah luka di bagian perut sepanjangan 12 sentimeter.
Menurut Syafiuddin, warga setempat, mayat ditemukan saat warga hendak pergi ke pasar. Tiba-tiba menemukan tubuh Hafisah dalam keadaan telungkup. Dikira Hafisah karena pingsan di pinggir jalan. Namun ketika tubuhnya dibalik, luka di bagian perutnya menganga dan mengelurkan darah segar.
“Semua warga heran melihat Hafisah meninggal di pinggir jalan. Sebab ia dikenal warga di desa ini karena kurang sehat akal,” terang Syafi.
Karena sudah banyak dikenal warga, penemuan mayat Hafisah langsung dikabarkan kepada keluarganya. Keluarga Hafisah langsung membawa pulang jasadnya dan langsung memproses penguburannya.
Namun bagi warga, kematian Hafisah masih menimbulkan teka-teki. Ada yang mengatakan karena kejadian tabrak lari, ada pula yang mengatakan karena sengaja dibunuh.
Sehari-hari, korban dikenal warga sebagai "orang stres". Ke mana-mana sering berjalan sendiri. Walaupun oleh keluarganya sudah dilarang, namun tiba-tiba hilang mendadak dari rumahnya.
Sahlawi, kerabat korban mengaku tidak mau memperpanjang penyebab kematiannya. Daripada mempersoalkanpenyebab kematian, pihak keluarga memilih lekas menguburkan jenazah Hafisah. Semantara, persoalan penyebab kematian menjadi urusan polisi.
Kasubag Humas Polres Pamekasan, AKP Siti Mariyatun, mengatakan, anggota Polsek Waru masih menyelidiki penyebab kematian korban. Namun berdasarkan keterangan sementara, penyebab kematian karena tabrak lari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.