Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa NTT di Jogja Gelar Aksi Koin Rp 1.000 untuk RS Kefamenanu

Kompas.com - 07/09/2014, 20:56 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Aksi spontan warga yang menyumbang koin Rp 1.000 dalam menyikapi kosongnya stok obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tengara Timur (NTT), tak hanya dilakukan warga Kefamenanu saja. Liga Mahasiswa Pascasarjana (LMP) NTT yang kuliah di Yogyakarta pun menggelar gerakan serupa.

Koordinator aksi penggalangan dana, Gusty Fahik yang didampingi Ketua LMP NTT, Bernadinus Nailiu, saat dihubungi Kompas.com dari Kupang, Minggu (7/9/2014), mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk gerakan moral, dan upaya menyadarkan masyarakat, sekaligus mengetuk nurani para pejabat di Kabupaten TTU.

“Kami buat aksi penggalangan dana Rp 1.000 per orang ini, di kampus-kampus maupun di kos-kosan tempat anak NTT tinggal. Dan semuanya itu terkonsentrasi di 10 titik. Aksi ini kami buat sebagai ungkapan rasa prihatin terhadap krisis obat yang terjadi di RS Kefamenanu," kata Gusty.

"Kami kumpul uang ini juga bukan bermaksud mau membeli semua obat untuk disumbang ke RS Kefamenanu, tetapi hanya sebagai simbol untuk mengetuk hati para pejabat,” kata Gusty lagi.

Menurut Gusty dan Bernadinus, aksi yang dilakukan sejak dua pekan lalu sudah berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp 300 ribu. Bukan hanya mahasiswa asal NTT saja yang ikut menyumbang, tetapi juga mahasiswa asal daerah lain.

Dengan dana yang telah terhimpun itu, keduanya berencana akan membeli sejumlah obat dan dikirim melalui perwakilan mahasiswa di Kupang dan mahasiswa Universitas Timor di Kefamenanu.

“Aksi pengumpulan dana ini sangat minim dan ini sebagai simbol, karena menurut kami ada indikasi korupsi yang terjadi di RSUD Kefamenanu. Sangat aneh memang, karena di Kabupaten lainnya di NTT dengan APBD yang sama, bahkan ada kabupaten yang APBD-nya di bawah Kabupaten TTU, tetapi obat dan alat kesehatannya tidak pernah kurang,” beber Bernadinus.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pasien yang menjalani rawat inap di RS Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, mengeluh. Sebab, mereka harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk membeli botol infus, sarung tangan, dan obat-obatan.

Kondisi tersebut membuat para pasien yang kebanyakan adalah warga dengan ekonomi lemah harus berpikir keras demi mencari tambahan uang. Selain itu, dampak dari habisnya obat di RSU Kefamenanu menyebabkan salah satu pasien, Theresia Mbado, warga Dalehi, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu, meninggal dunia, Selasa (19/8/2014).

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes dalam pertemuannya dengan anggota grup Facebook Biinmafonews di aula RSU Kefamenanu, belum lama ini mengatakan, penyebab utama krisis obat adalah karena terlambatnya penetapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan sistem pembelian obat dengan cara tender. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com