Gubernur Dewan Mahasiswa, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Surabaya, Rahmad Sholehuddin mengatakan, bagi masyarakat umum, tema "Tuhan Membusuk" memang terkesan ekstrem. Namun bagi mahasiswa baru, tema tersebut harus dipahami sebagai materi umum yang akan disajikan dalam masa orientasi.
"Masalah ini sungguh di luar dugaan kami," ujar Rahmad dikonfirmasi, Rabu (3/9/2014) malam.
Rahmad mengaku sudah menggelar evaluasi pelaksanaan orientasi mahasiswa baru dengan pihak dekanat. "Kami memahami maksud pihak kampus, karena itu sanksi pembekuan dewan mahasiswa kami terima," terangnya.
Sementara itu, untuk menuntaskan polemik tema "Tuhan Membusuk" tersebut, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Surabaya diusulkan untuk menggelar diskusi atau seminar terbuka untuk umum dengan tema "Tuhan Membusuk" demi menjaga nama baik almamater.
"Ini sebagai bentuk pertanggungjawaban ilmiah kepada publik atas diangkatnya tema yang dianggap kontroversial tersebut," kata Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ushuluddin, UIN Sunan Ampel Surabaya, Angga Pratama.
Pihaknya juga meminta semua pihak untuk tidak menanggapi polemik tersebut secara berlebihan karena aksi mahasiswa tersebut masih wajar dalam konteks kampus sebagai lingkungan ilmiah.
"Kami juga minta pihak Rektorat dan segenap Dekanat UIN Sunan Ampel untuk melakukan proses seleksi terhadap semua tema orientasi mahasiswa baru agar ke depannya kejadian yang sama tak terulang lagi," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.