Mereka juga menuntut adanya pembatasan tonnase, pengemudi truk di bawah umur dilarang membawa kendaraan, jalanan yang rusak diperbaiki, serta adanya imbal jasa dari pengusaha galian pasir dan batu kepada warga.
"Jika tuntutan kami ini tidak dituruti, maka kami akan melakukan aksi demo dengan jumlah yang lebih besar lagi," ucap Medi.
Medi mengatakan, warga sudah lama menahan emosi atas keberadaan truk-truk pengangkut batu dan pasir tersebut. Akibat sering dilewati oleh truk-truk itu, jalan-jalan di wilayah Parung Panjang menjadi rusak. "Jalan di sini rusak karena mobil truk-truk itu. Mereka seenaknya melintas. Kasihan warga harus menghirup debu-debu yang disebabkan oleh jalanan rusak," kata Medi.
"Belum lagi kalau hujan, pasti jalanan di sini berkubang," ucap dia.
Selain itu, Medi menambahkan, para pengendara supir-supir truk itu kebanyakan masih muda. Sehingga sering sekali membawa kendaraan dengan seenaknya. "Beberapa hari lalu, warga kami ada yang menjadi korban terlindas sampai badannya terpisah," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.