Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Surat Terakhir TKW Rihanatun Sebelum Menghilang di Malaysia

Kompas.com - 18/08/2014, 18:52 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com – Slamet Rohmadi (59) masih berharap untuk bisa kembali bertemu dengan anaknya, Rihanatun (29), tenaga kerja wanita (TKW) yang dikabarkan hilang sejak keberangkatannya ke Malaysia delapan tahun silam (baca juga: Sejak Berangkat ke Malaysia 8 Tahun Lalu, TKW Rihanatun Tanpa Kabar).

Slamet menuturkan bahwa Rihanatun berangkat ke negeri jiran untuk menjadi TKW pada tahun 2006. Setelah enam bulan berada di Malaysia, anak keduanya itu hanya satu kali mengirim kabar melalui surat tertulis kepada keluarga. Surat itu tiba bersamaan dengan hari raya Idul Fitri pada akhir tahun 2006 lalu.

"Ini suratnya," ucap Slamet sembari menunjukkan kepada awak media selembar kertas bergaris dengan tulisan tangan Rihanatun berbahasa Jawa, Senin (18/8/2014).

Dalam surat itu, Rihanatun mengabarkan bahwa dirinya dalam keadaan baik di Malaysia. Dia juga mengaku betah bekerja sebagai babysitter anak majikannya yang berusia dua tahun.

"Aku kerasan di sini. Majikanku baik dan menyayangiku. Bapak dan Ibu tidak perlu mencemaskanku," ujar Rihanatun dalam surat itu.

Rihanatun juga mengucapkan selamat Idul Fitri dan meminta maaf kepada keluarga karena tidak berpamitan saat hendak berangkat ke Malaysia. Di akhir surat, Rihanatun menuliskan alamat rumah di Malaysia dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

"Sekali pernah bisa menghubungi nomor, tetapi setelah itu sampai sekarang tidak bisa. Tapi saya ketahui dia masih sering menghubungi Pak Eko (Eko Triyono, mantan kepala urusan pemerintahan desa Jambewangi) lewat telepon. Karena kami tidak punya telepon," kata Slamet.

Slamet menambahkan, kepergian Rihanatun ke Malaysia memang atas bantuan Eko Triyono, yang kemudian disarankan menjadi TKW melalui penyalur tenaga kerja PT Finansiam Karya Utama sebagai PJTKI yang beralamat di Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

"Saat itu Eko mempertemukan Rihanatun dengan Sunyoto seorang Petugas Lapangan (PL) PJTKI itu. Sunyoto itu beralamat di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang," ungkap Bagus Prasetyo, Kabid Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja, Disnakersostrans Kabupaten Magelang.

Bagus juga mengatakan bahwa dari laporan Slamet itu pihaknya telah menindaklajuti termasuk memfasilitasi mediasi antara keluaraga Rihanatun, perangkat desa Jambewangi yang diduga ikut mengurus dokumen keberangkatan Rihanatun ke Malaysia serta pihak PT Finansiam Karya Utama.

"Jumat lalu kami sudah panggil perangkat desa, pada pertemuan ini kami mempertemukan ketiga pihak tersebut untuk mencari tahu proses keberangkatannya,” kata Bagus.

Dari informasi Sunyoto itu, lanjutnya, diketahui bahwa Rihanatun berangkat sebagai TKW Malaysia dengan prosedur yang resmi. Namun beberapa bulan setelah bekerja, dia menghubungi Eko lewat telepon mengabarkan bahwa dia tidak kerasan dan pergi tanpa pamit dengan majikannya.

”Sejak itu, statusnya ilegal. Pasalnya, kepergiannya dari tempat majikannya itu tidak atas rekomendasi atau diketahui oleh PJTKI yang memberangkatkannya. Terus-terang jika statusnya sudah illegal, kami kesulitan melacaknya," ungkap Bagus.

Sebelumnya, Slamet telah melayangkan surat tertulis kepada Bupati Magelang untuk meminta bantuan. Hari ini, dia bersama kakak dan adik Rihanatun serta Kepala Desa Jambewangi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Ariyanto, mendatangi Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi (Dianakersostrans) Kabupaten Magelang.

"Saya kangen anak saya, saya hanya ingin dia pulang dan berkumpul dengan keluarga. Saya minta tolong kepada Bapak Bupati," tutur Slamet dalam bahasa Jawa seusai dimintai keterangan oleh petugas Disnakersostrans.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com