Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurang Perhatian Suami, Alasan Tante Ikut Arisan "Berondong" (2)

Kompas.com - 18/08/2014, 18:23 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com
- Kelompok wanita usia sekitar 40 tahun aktif menggelar arisan dengan "hadiah" pemuda berpenampilan menarik atau yang kerap disebut "berondong". Sekali lelang, nilainya bisa mencapai Rp 20 juta. Arisan digelar tertutup di rumah mewah atau di ruang VIP karaoke (baca selengkapnya: Mengintip Arisan Tante-tante Berhadiah "Berondong" (1)


Seorang "berondong" bisa mendapatkan uang Rp 1 juta hingga Rp 5 juta untuk sekali kencan dengan wanita setengah baya yang telah bersuami.

AB, seorang pria yang baru satu tahun bekerja di perusahaan swasta mengenal kehidupan tante girang sejak masih kuliah. Pernah waktu kuliah berhubungan dengan anggota legislatif yang berusia sekitar 41 tahun.

Seminggu, dia minta bayaran Rp 5 juta, tetapi hubungan ini tidak berlangsung lama karena ketahuan suaminya. Tak mau masalah bertambah besar, AB memutuskan komunikasi dengan mengganti nomor telepon.

Sejak pengalaman itu, AB semakin sering kumpul dengan tante-tante di Palembang. Entah itu hanya sekedar kumpul, berkaraoke, mendengarkan hentakan musik di diskotik hingga menemani tidur.

“Tante-tante itu rata-rata berusia di atas 40 tahun, meski begitu mereka tetap cantik. Selalu rajin merawat tubuh. Masih terlihat seperti baru punya satu anak,” kata AB.

Berdasarkan pengalamannya, AB mengetahui bahwa para wanita setengah baya itu kurang perhatian dari suaminya. Itu sebabnya mereka rela merogoh kocek jutaan rupiah demi mendapatkan kepuasan dari "berondong" seperti dirinya.

Mereka sering ditinggal suaminya yang sibuk bekerja, melayani istri muda, dan tidak kuat lagi memenuhi nafkah batin. Hampir semua tante-tante itu bekerja atau memiliki usaha sehingga mereka tidak tergantung pemberian uang dari suami.

Wanita yang berusia 30 tahun ke bawah sangat jarang karena rata-rata pada usia itu perekonomiannya belum stabil. Apalagi harus menanggung biaya para "berondong".

Banyak rangkaian kegiatan setiap kali komunitas tante-tante itu berkumpul setiap pekan. Biasanya dimulai dengan dugem, karaoke, ada juga yang suka menikmati minuman beralkohol.

Tidak jarang, tante-tante ini harus menyiapkan layanan bagi teman sekomunitas mereka yang datang dari luar kota. Ada yang minta disiapkan "berondong", mengajak karaoke, atau sekedar makan-makan.

AB menuturkan, tante-tante itu tidak asal pilih "berondong". Selain mampu memberikan layanan seksual memuaskan, brondong itu haruslah tampil mempesona. Kulit bersih, rapi, dan modis.

Itu diperlukan karena di antara mereka terdapat gengsi dan kebanggaan apabila menggandeng "berondong" rupawan saat kumpul komunitas.

Ada dua bentuk hubungan antara sang tante dan brondong. Tante yang merasa puas terhadap layanan "berondong"-nya akan menjadikannya sebagai pacar dengan kosekuensi membiayai hidup pemuda itu. Terkadang, masing-masing tante juga saling tukar pasangan untuk mendapatkan pengalaman berbeda.

Setamat kuliah, AB masih suka ngumpul bersama tante tersebut di tempat hiburan malam dan sesekali memberikan layanan seksual. Uang yang diterimanya terus mengalir.

Berkat semua itu, ia selalu mampu memenuhi keinginan untuk memiliki peralatan elektronik terbaru, merasakan makanan enak dan membeli pakaian bermerek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com