Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Arisan Tante-tante Berhadiah "Berondong" (1)

Kompas.com - 18/08/2014, 17:14 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com — Ini bukan film, melainkan kenyataan di metropolis Palembang. Kelompok wanita usia sekitar 40 tahun aktif menggelar arisan dengan "hadiah" pemuda berpenampilan menarik atau yang kerap disebut "berondong". Sekali lelang, nilainya bisa mencapai Rp 20 juta. Arisan digelar tertutup di rumah mewah atau di ruang VIP karaoke.

Berdasarkan penelusuran, transaksi ini terorganisasi. Ada peran makelar yang menyediakan berbagai tipe pria sesuai selera para tante itu. Beberapa germo yang berkeliaran di metropolis ini berprofesi sebagai sopir taksi dan karyawan swasta.

Mereka mengenalkan "berondong" mereka ke pemesan dengan imbalan fee sekitar 20 persen dari nilai transaksi. Tanpa makelar, tante-tante ini kesulitan mendapatkan "berondong" sesuai keinginannya.

Akses mendapatkan "berondong" itu tidaklah mudah, butuh relasi dari sesama penyukanya. Oleh karena itu, sistem arisan berondong dibuat agar para tante ini mendapatkan kepuasan.

Demikian juga pemuda yang menjalani pekerjaan sebagai berondong, dia juga membutuhkan makelar sebagai pintu masuk ke dalam komunitas tante-tante tersebut. Jika sudah masuk dan dianggap memuaskan, uang pun mengalir.

Mahasiswa dan anak-anak muda yang baru merintis karier merupakan tipe yang disukai tante girang ini. Pertemuan biasanya berlangsung di ruang VIP karaoke, diskotik, dan rumah mewah. Terkadang, "berondong" juga dijadikan sebagai "kejutan" dan "hadiah" bagi pemenang arisan komunitas tante-tante tersebut.

Tribun Sumsel mewawancarai tiga anak muda yang berprofesi sebagai pria panggilan ini. Ketiganya memiliki karakteristik berbeda, satu di antaranya berkulit putih dan kurus, satu lagi bertubuh tinggi dan kulit putih, sementara pemuda lainnya bertubuh sedang dengan kulit sawo matang.

Ketiga pemuda ini memiliki kesamaan pada penampilan yang modis. Gaya potongan rambut ala boyband Korea, pakaian rapi, dan kulit bersih.

Dari pengakuan JA yang pernah dijadikan "hadiah" arisan oleh tante-tante, sistem arisan tersebut mulanya hanyalah arisan biasa. Karena sebagian besar tante yang mengikuti arisan adalah penyuka berondong, lantas dibuatlah surprise dengan memberikan seorang berondong bagi tante pemenang arisan.

JA yang kini juga merambah dunia penyedia layanan wanita atau germo tidak mau terlalu banyak berkomentar tentang kehidupannya saat dijadikan "piala" arisan para tante. Ia hanya menerangkan bahwa arisan berondong semacam itu memang ada.

"Saya cuma sekali seperti itu (arisan)," ujarnya.

Pria berperawakan tegap dan berkulit putih ini tidak menyangkal jika arisan tersebut tetap berjalan hingga saat ini. Hanya, dia tidak pernah lagi menjadi "piala" arisan.

Penjelasan singkat yang dikatakan hanyalah bahwa, saat arisan berlangsung, tidak ada aktivitas seks. Para tante-tante arisan hanya kumpul-kumpul sambil makan dan minum.

Setelah arisan selesai, barulah berondong yang menjadi "hadiah" arisan akan melaksanakan tugasnya, yaitu melayani tante yang menjadi pemenang arisan.

"Diajak ke rumah tante tersebut di suatu perumahan," ujarnya tanpa mau menyebutkan nama perumahan itu.

BERSAMBUNG: Kurang Perhatian Suami, Alasan Tante Ikut Arisan "Berondong" (2)


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com