Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Pelaku Mutilasi Jual Daging Korban untuk Sate Merugikan Pedagang

Kompas.com - 13/08/2014, 14:34 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com - Kasus dugaan pelecehan seksual disertai pembunuhan dengan cara mutilasi yang ditangani Kepolisian Resor Kabupaten Siak, Riau, berpotensi mendatangkan kerugian bagi para pedagang daging.

"Terlebih ada berita yang menyatakan jika pelaku MD (19) menjual daging para korbannya itu kepada sejumlah tempat bahkan ke pedagang sate," kata Psikolog Universitas Islam Riau, Yanuar Arif di Pekanbaru, Rabu (13/8/2014).

Menurut Yanuar, hal itu dipicu oleh doktrin yang masuk ke masyarakat lewat berbagai pemberitaan tentang kasus dugaan mutilasi tersebut.

"Kecenderungan berfikir manusia berada pada hal-hal yang negatif, termasuk jika diberitakan terkait adanya daging manusia dijual ke sejumlah tempat. Tentu masyarakat akan lebih berhati-hati ketika hendak membeli daging," kata dia.

Terlebih, kata Yanuar, kecenderungan berfikir masyarakat jika telah didoktrin kasus daging mutilasi yang diduga dijual oleh pelaku, yang kemudian memunculkan isu baru. "Tidak heran jika ada masyarakat berpandangan jika daging manusia saja bisa dijual ke pasar tanpa terdeteksi, bagaimana dengan daging tikus dan babi yang bisa saja dicampurkan dengan daging sapi," kata dia.

"Kondisi itu tentunya berpotensi mendatangkan kerugian bagi pedagang daging, karena masyarakat bisa saja akan lebih berhati-hati dalam hal membeli daging sapi untuk konsumsi sehari-hari," kata Yanuar.

Pernyataan psikolog ini menanggapi adanya kasus dugaan pelecehan seksual disertai mutilasi oleh empat pelaku, MD (19), DD (19), S (26) dan DP (17). Keempat orang tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dengan tujuh korban. Empat di antaranya merupakan korban dari kalangan bocah berumur 5,5 tahun hingga 10 tahun.

Otak pelaku kejahatan itu, MD, kepada penyidik kepolisian sempat mengaku daging para korban dijualnya ke sejumlah tempat, termasuk ke para pengusaha warung minuman tradisional tuak yang ada di Perawang, Siak. Terkait pengakuan itu, kepolisian masih menyelidikinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com