"Hasil sementara otopsi kami simpulkan ada masalah di bagian organ pencernaannya, karena ada tanda-tanda berwarna merah pada saluran makanan dan dinding usus," kata Direktur Oprasional Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Dr Liang Kaspe, Kamis.
Dia tidak berani memastikan apakah kerusakan organ pencernaan itu akibat kesalahan makanan, sebab masih memerlukan waktu sekitar satu bulan untuk uji laboratorium.
"Kita belum tahu penyebabnya, yang jelas makanan terakhir si Komodo ini baru saja kami bawa ke laboratorium," ujarnya.
Menurut pengakuan "keeper", komodo tersebut terakhir makan pada 5 Agustus lalu, dan esok harinya sudah tidak lagi makan.
Liang Kaspe mambantah jika matinya komodo itu karena diberi makan oleh pengunjung, karena makanan komodo bersifat khusus berupa daging, sementara pengunjung hanya memberi makan kacang kepada satwa.
Dengan matinya komodo tersebut, kini KBS menyisakan koleksi komodo 72 ekor dengan rincian 7 ekor jantan, 6 ekor betina, dan 59 ekor anak-anak yang belum diketahui jenis kelaminnya. Anak komodo tersebut lahir beberapa hari setelah Lebaran lalu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.