Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Air Sungai Singkawang Jadi "Pink" Masih Misterius

Kompas.com - 04/08/2014, 16:53 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

SINGKAWANG, KOMPAS.com — Misteri penyebab berubahnya warna air Sungai Singkawang yang menjadi pink (merah jambu) hingga Senin (4/8/2014) belum terungkap. Selama seminggu terakhir, warna air yang biasanya coklat cenderung hitam pekat dan berbau tak sedap ini menjadi pink.

Berdasarkan penelusuran di lokasi siang ini, warna air mulai berubah sejak dari kompleks Pasar Baru Singkawang, hingga Pasar Kuala, sepanjang lebih kurang 2 kilometer. Warna air yang pekat terlihat sangat jelas jika dilihat dari jembatan di Jalan Pasar Turi, Jalan Setia Budi, Jalan Budi Utomo, dan Jembatan Agen di Jalan Merdeka.

Namun, sejauh pengamatan di lokasi itu, belum ada tanda-tanda mengenai sumber yang menyebabkan air berubah warna.

Alfa, warga yang tinggal di bantaran sungai, mengaku tidak tahu kenapa air sungai bisa berubah warna. Alfa merasa khawatir dengan dampak negatif yang ditimbulkan dari perubahan warna tersebut.

"Selama ini belum pernah terjadi. Agak khawatir juga kita. Bisa saja ini menimbulkan penyakit," ujar Alfa.

Warga lainnya yang tinggal di bantaran sungai berharap supaya pihak yang berwenang bisa mengecek dan turun langsung ke lapangan. "Harus ditelusuri, ini tanggung jawab siapa. Kemungkinan mengandung zat berbahaya," ujar warga tersebut.

Sementara itu, Jayadi, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Singkawang, mengatakan, kondisi air Sungai Singkawang sudah di atas ambang normal. "Seharusnya dari dinas tekait turun tangan, tetapi sejauh ini penanganan teknis belum muncul dari pihak terkait," ujar Jayadi.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Singkawang Libertus Merep mengaku masih belum berani berasumsi apakah perubahan warna air sungai itu berbahaya atau tidak.

"Sejauh ini kita masih melakukan pemantauan, tetapi belum menelitinya. Kita terkendala tidak adanya perangkat laboratorium. Jadi, kita masih menduga bahwa itu limbah. Namun, kita belum bisa pastikan limbah apa. Yang jelas, asumsi dasar kita, terjadinya warna pink itu karena limbah," ujar Libertus.

Libertus mengatakan, kemungkinan perubahan warna air sungai bukan karena fenomena alam. Pihaknya juga akan menguji secara khusus kandungan unsur senyawa kimia yang menyebabkan warna pink tersebut.

"Uji laboratorium membutuhkan waktu sekitar dua minggu karena harus dibawa ke laboratorium khusus lingkungan hidup yang terakreditasi. Waktu yang dibutuhkan memang lama karena harus antre, dan laboratorium itu hanya ada di Pontianak," ujar Libertus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com