Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Ditagih Janji Tetapkan 1 Muharam sebagai Hari Santri

Kompas.com - 24/07/2014, 10:36 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com — Presiden terpilih periode 2014-2019, Joko Widodo (Jokowi), diharapkan bisa memenuhi salah satu janjinya, yakni menetapkan 1 Muharam sebagai hari santri nasional. Saat kampanye, Jokowi berjanji dan siap memenuhi permintaan para kiai dan santri tersebut.

Harapan tersebut disampaikan KH Thoriq bin Ziyad, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (24/7/2014). KH Thoriq memang menjadi penggagas dan pengusul agar 1 Muharram dijadikan hari santri nasional. Jokowi yang mendatangi Ponpes Babussalam pada masa kampanye lalu, tepatnya 27 Juni 2014, memang berjanji akan memenuhi permintaan tersebut.

"Harapan kita (para santri), presiden dan wapres terpilih bisa memenuhi janjinya tentang hari santri dengan mengadakannya sesuai yang telah dikerjakan (pada hari santri) tahun-tahun sebelumnya pada 2009 hingga 2013, yaitu dengan menggelar doa bersama para ulama dan habib," ujar KH Thoriq kepada Kompas.com, Kamis (24/7/2014).

Pria yang akrab disapa Gus Thoriq itu mengatakan, doa bersama memiliki beberapa tujuan, pertama demi kebaikan serta kemajuan bangsa dan negara.

"Kedua, doa bersama untuk dikirimkan kepada para ulama pendahulu seluruh Indonesia serta para pendiri pesantren yang ada di Indonesia," katanya.

Ketiga, lanjut Gus Thoriq, ialah untuk mensyukuri dan merayakan datangnya tahun baru Islam yang sekaligus menjadi hari santri nasional. Pada momentum itu, seluruh santri, ulama, dan umat Islam di Indonesia, berkat dukungan pemerintah pusat sampai daerah, bisa merayakan dan mensyukuri datangnya hari santri nasional dan tahun baru Islam.

Gus Thoriq menegaskan, pihaknya sangat optimistis Jokowi tak akan ingkar janji setelah resmi terpilih jadi presiden RI.

"Karena masalah hari santri nasional (HSN) dan ikut serta mengembangkan pesantren adalah bagian dari program pasangan Jokowi-JK," ujarnya.

Selain itu, Gus Thoriq berharap, pada masa pemerintahan Jokowi-JK nantinya, melalui hari santri nasional, pemerintah menjadi fasilitator-mediator pelaksanaan rekonsiliasi (islah) untuk para santri-ulama atau tokoh agama yang pada masa pileg dan pilpres terpecah.

"Melalui HSN, pemerintah sudah menjadi mediator bagaimana para santri, kiai, atau tokoh agama kembali bersatu untuk bersama-sama berjuang menjadikan negara yang bermartabat serta menuju semangat belajar seumur hidup di pesantren-pesantren, masjid-masjid, dan majelis," katanya.

Pada momentum HSN itu, tambah Gus Thoriq, pemerintah, ulama, santri, serta seluruh umat Islam di Indonesia bisa bersama-sama membacakan "doa shalawat Indonesia" yang dikarang oleh santri terbaik Indonesia. "Pengarang doa shalawat Indonesia itu tak mau disebutkan namanya," kata Gus Thoriq sembari menunjukkan naskah doa shalawat Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com