Pandangan itu diungkapkan Ketua PJI Sulsel Djumadi Mappanganro di Makassar, Kamis (17/7/2014). Selanjutnya, PJI bakal meminta klarifikasi terbuka dari Abdurrahman Qayyum atas pernyataannya tersebut.
Pernyataan Qayyum dinilai telah menghina jurnalis dan keluarganya, para penjahit dan keluarga. "Kata-kata seorang pria yang kerap berceramah itu telah menghina dan rasial terhadap warga suku Tionghoa di seluruh dunia. Ini sangat berbahaya," kata Djumadi.
"Yang disesalkan lagi itu disampaikan seorang dosen yang kerap diundang memberi ceramah sehingga patut kami pertanyakan integritas dan kompetensinya. Sungguh komentar tersebut tak memberi contoh teladan sifat-sifat Nabi Muhammad dan para sahabatnya yang menghargai beragam profesi dan suku mana saja di dunia," ujar dia lagi.
Sebelumnya telah diberitakan, Qayyum dinilai melecehkan empat profesi saat membawakan ceramah Ramadhan di Masjid Taqwa, Kabupaten Enrekang. Dalam ceramahnya beberapa waktu lalu, Qayyum melecehkan profesi wartawan, penjahit, pensiunan rajin bawa proposal, dan pedagang berwatak China.
"Sebaiknya hindari empat profesi di antaranya penjahit, wartawan, pensiunan rajin bawa proposal, serta pedagang berwatak China. Profesi wartawan, pilihan profesi yang harus dihindari sebagai pilihan kerja. Bukan karena bentuk pekerjaannya bersentuhan barang kotor, tapi nilai manfaat ibadahnya lebih kecil dibanding mudaratnya," kata dia.
"Penjahit tak pernah lepas dari kebohongan, janji pada pemesan. Rasulullah SAW menganjurkan, keempat profesi itu jangan dipilih jadi profesi mencari nafkah,” kata Qayyum seperti yang dilansir media cetak lokal di Makassar.
Baca Juga: Lecehkan Empat Profesi Saat Ceramah, Ustaz Ini Dikecam
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.