Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umat Tri Dharma Gelar Ritual di Depan Puing Klenteng

Kompas.com - 16/07/2014, 14:46 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Sejumlah umat Tri Dharma di Tempat Ibadah Tri Dharma (TTID) Klenteng Liong Hok Bio Kota Magelang menggelar ritual khusus pasca-kebakaran di kelenteng tersebut. Ritual digelar di halaman depan bangunan kelenteng yang sudah tinggal puing-puingnya itu.

Ritual tersebut juga diikuti oleh umat Tri Dharma yang terdiri dari umat Buddha, Konghuchu dan Tao, dari Semarang, Jawa Tengah. Mereka berdoa sambil menyalakan dupa serta mempersembahkan sesaji berupa buah-buahan dan makanan.

Di akhir ritual, mereka membakar kertas emas besar (tua kim) yang diyakini dapat mengirimkan doa ke langit.

"Kami meminta maaf kepada Tuhan dan para pengurus (klenteng) atas dosa serta kesalahan kami. Kami juga mohon keselamatan serta kekuatan atas musibah kebakaran ini," tutur Paul Chandra Wesi Aji, ketua Yayasan TTID Liong Hok Bio Kota Magelang, Rabu (16/7/2014).

Paul mengatakan, dalam ritual itu, umat juga memohon kepada Tuhan agar memberi kehidupan yang aman dan tentram tidak hanya bagi masyarakat Kota Magelang tetapi juga seluruh masyarakat di Indonesia.

Pria yang akrab dipanggil Awe itu melanjutkan, musibah itu baru kali pertama terjadi sejak berdiri 150 tahun yang lalu. Bahkan pada malam sebelum peristiwa nahas itu, umat baru saja menggelar ibadah dalam rangka hari besar Dewi Kwan Im.

“Pada Selasa (15/7/2014) sekitar pukul 19.30 WIB – 22.00 WIB umat beribadah umtuk memperingati hari besar Dewi Kwan Im, atau tepat hari ke 150 usia kelenteng. Setelah itu kami pulang dan hanya ada satu orang penjaga di kelenteng ini. Kami selalu memastikan sebelum meninggalkan kelenteng lilin maupun dupa sudah mati,” papar Paul.

Menurut Paul, hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan bagaimana prosesi ibadah umat pasca-kebakaran tersebut. Meskipun ada sebuah bangunan kelenteng yang baru saja selesai dibangun tepat di belakang altar kelenteng yang terbakar, namun bangunan itu belum dapat digunakan.

“Sementara ini kami belum tahu akan sembahyang dimana setelah ini (kebakaran). Kami akan segera rapat membahas hal itu,” ujar Paul.

Paul menyebutkan, ada sekitar 15 buah patung dewa dan dewi yang ikut hangus terbakar di Liong Hok Bio (Bukan Liong Hio Bio pada berita sebelumnya). Lima di antaranya adalah patung Dewa Bumi beserta pengawalnya yang didatangkan langsung dari Tiongkok.

Selain itu, ada berbagai macam perlengkapan ibadah yang tersimpan di dalam bangunan kelenteng seluas 200 meter persegi itu.

Diberitakan sebelumnya, kelenteng Liong Hok Bio Kota Magelang terbakar Rabu (16/7/2014), sekitar pukul 01.30 WIB. Si jago merah melahap habis seluruh isi dan bangunan bagian depan kelenteng tertua di Kota Magelang itu. Tidak ada korban jiwa akibat musibah ini.

Jajaran Polres Magelang Kota dibantu Tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Tengah telah melakukan olah tempat kejadian perkara untuk selanjunya dilakukan penyelidikan guna mengentahui penyebab pasti kebakaran itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com