Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/07/2014, 12:11 WIB
|
EditorCaroline Damanik

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Kematian Mei Giok, saksi utama kebakaran Kelenteng Hoo Tong Bio, Banyuwangi, secara misterius, Senin (14/7/2014), diduga kuat berkaitan dengan kebakaran altar utama Hoo Tong Bio, 13 Juni lalu (baca juga: Saksi Utama Kebakaran Kelenteng Berusia 230 Tahun Ditemukan Tewas). Hal tersebut diungkapkan Tek Gwan, salah satu mantan pengurus Kelenteng Hoo Tong Bio.

Dia mengatakan, kejanggalan yang terjadi pada kelenteng yang berusia 230 tahun tersebut mengarah ke sosok Mei Giok yang sehari-hari menjadi juru kunci.

"Saat rekonstruksi, semua kunci, termasuk kunci gudang dan juga dapur, ditemukan di ruangan Mei Giok yang juga terbakar. Padahal, seharusnya dia hanya memegang kunci altar utama," ujarnya.

Selain itu, pada saat hari kejadian terbakar, Mei Giok ditemukan dalam keadaan basah kuyup di dalam kelenteng.

"Kemungkinan disembunyikan, apalagi tangan sebelah kanannya juga terbakar yang diduga terluka saat menyalakan api menggunakan tiner," katanya.

Dia mengatakan, hal tersebut karena di dalam kamar Mei Giok ditemukan botol mineral yang berisi tiner yang diduga sebagai bahan membakar kelenteng itu.

"Saya juga menemukan kain-kain yang terbakar dengan korek api," katanya.

Dia mengatakan, semuanya sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. Namun, Tek Gwan mengaku tidak tahu alasan Mei Giok melakukan pembakaran kelenteng tersebut.

"Karena Mei Giok sudah meninggal, jadi kemungkinan kasus ini tidak akan pernah terungkap hingga jelas," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Kelenteng Hoo Tong Bio yang dibangun pada tahun 1784 itu terbakar hebat, 13 Juni lalu. Tidak ada yang tersisa di altar utama, termasuk prasasti dan patung dewa (baca juga: "Selama 230 Tahun, Baru Sekali Ini Klenteng Terbakar").

Satu bulan setelahnya, Senin (14/7/2014), Mei Giok, juru kunci kelenteng, ditemukan tewas secara misterius dengan meninggalkan empat lembar surat wasiat yang salah satunya berisi tentang kekecewaan karena dituduh sebagai pembakar kelenteng tersebut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Siap Kawal Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di SDN Poris Pelawad 4 dan 6

Pemkot Tangerang Siap Kawal Kasus Dugaan Kekerasan Seksual di SDN Poris Pelawad 4 dan 6

Regional
Meriahkan Gelaran 4th MNEK 2023, Dekranasda Sulsel Pamerkan Produk-produk Kerajinan Lokal

Meriahkan Gelaran 4th MNEK 2023, Dekranasda Sulsel Pamerkan Produk-produk Kerajinan Lokal

Regional
Capaian Gemilang Pemprov Sumsel Selama 2022, Aset Naik 5,82 Persen hingga Utang Turun 9,03 Persen

Capaian Gemilang Pemprov Sumsel Selama 2022, Aset Naik 5,82 Persen hingga Utang Turun 9,03 Persen

Regional
Di Bawah Kepemimpinan Herman Deru, IPM Sumsel Meningkat Pesat Jadi 70,90 pada 2022

Di Bawah Kepemimpinan Herman Deru, IPM Sumsel Meningkat Pesat Jadi 70,90 pada 2022

Regional
Harsiarda 2023, Pemprov Jabar Berharap Masyarakat Bisa Nikmati Siaran Televisi Digital

Harsiarda 2023, Pemprov Jabar Berharap Masyarakat Bisa Nikmati Siaran Televisi Digital

Regional
Kang Emil Apresiasi 2 Pahlawan Lingkungan Jabar Peraih Kalpataru 2023

Kang Emil Apresiasi 2 Pahlawan Lingkungan Jabar Peraih Kalpataru 2023

Regional
12 Siswi di Wonogiri Dicabuli, Bupati Jekek Usulkan Pemerintah Pusat Buat Kurikulum Pendidikan Seks

12 Siswi di Wonogiri Dicabuli, Bupati Jekek Usulkan Pemerintah Pusat Buat Kurikulum Pendidikan Seks

Regional
Nilai Transaksi UMKM Medan Tahun 2022 Khusus Produk Sepatu Tembus Rp 2,06 Miliar

Nilai Transaksi UMKM Medan Tahun 2022 Khusus Produk Sepatu Tembus Rp 2,06 Miliar

Regional
Hadiri Pameran DXI, Bupati Benyamin Paparkan Kekayaan Potensi Wisata Alam, Sejarah, dan Budaya MBD

Hadiri Pameran DXI, Bupati Benyamin Paparkan Kekayaan Potensi Wisata Alam, Sejarah, dan Budaya MBD

Regional
HUT Ke-541 Kota Bogor, Kang Emil: Terus Berlari, Berinovasi, dan Berprestasi

HUT Ke-541 Kota Bogor, Kang Emil: Terus Berlari, Berinovasi, dan Berprestasi

Regional
Novita Hardini Berharap Sedekah Laut Teluk Prigi 2023 Dapat Tingkatkan Pariwisata hingga Ekonomi Masyarakat

Novita Hardini Berharap Sedekah Laut Teluk Prigi 2023 Dapat Tingkatkan Pariwisata hingga Ekonomi Masyarakat

Regional
'Hybrid Governance': Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

"Hybrid Governance": Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

Regional
Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Regional
Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Regional
Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com