Menurut Agung, pengamanan Simpang Lima Gumul sebenarnya juga menjadi tanggung jawab kepolisian. Selama ini, kata Agung, Satpol PP merasa sendirian dalam menertibkan aksi pebalap liar. Pengamanan yang dilakukan Satpol PP itu, menurut Agung, merupakan sikap proaktif pemerintah dalam menindaklanjuti laporan masyarakat.
Agung mengatakan, selama ini keberadaan para pebalap liar itu sudah cukup meresahkan warga sehingga mereka melaporkannya kepada Satpol PP.
"Kita berharap polisi juga proaktif mengamankan wilayah Gumul dari aksi balapan liar. Di sana jumlah massanya terlalu banyak, akhirnya kita kena imbasnya," kata Agung.
Lokasi ajang balapan liar, kata dia, marak tidak hanya pada waktu menunggu berbuka puasa atau ngabuburit saja, tetapi juga pada hari biasa, bahkan malam hari. Di sekitar Simpang Lima Gumul, selain ada pos kepolisian, juga ada kantor Dinas Perhubungan.
Karena permintaan masyarakat, Satpol PP turut berpatroli mengamankan seluruh wilayah Simpang Lima Gumul kendati jumlah personelnya terbatas.
Sebelumnya diberitakan, dua anggota Satpol PP terpaksa dirawat di RS Bhayangkara karena menjadi korban keberingasan kelompok pebalap liar yang biasa mangkal di kawasan Simpang Lima Gumul, Minggu (13/7/2014). Kedua korban adalah Kukuh Purboyo (27) dan Miftachul Huda (34). Keduanya mengalami luka cukup parah di kepala dan badan.
Mereka dikeroyok belasan anak baru gede yang diduga tersinggung karena dilarang melakukan balap liar di Simpang Lima Gumul. Kini, kasus tersebut tengah dalam penanganan kepolisian. Para pelaku juga dalam pengejaran petugas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.