Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remaja Pelaku Mutilasi Pacar Divonis 9 Tahun 6 Bulan Bui

Kompas.com - 08/07/2014, 17:20 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pelaku pembunuhan Eni Marpuah (14), warga Dusun Mantren, Desa Kabat, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi yang dimutilasi pacarnya pada 19 April 2014 lalu, akhirnya mendapatkan ganjarannya.

Kurnia Yani Darmono, Ketua Pengadilan Negeri Kabupaten Banyuwangi membenarkan jika SH (17) pacar korban selaku aktor intelektual divonis 9 tahun 6 bulan penjara. Sedangkan AR sebagai penyerta dijatuhi hukuman penjara selama 9 bulan.

"Sidang pembacaan putusan perkara pembunuhan yang pelaku maupun korbannya anak-anak di langsungkan di Pengadilan Negeri Banyuwangi pada Selasa 8 Juli 2014," kata dia.

Perkara pembunuhan berencana tersebut menarik perhatian masyarakat, karena korban diketahui hamil dan dipenggal kepalanya oleh SH dan AR yang juga masih tergolong anak-anak. (Baca: Kasus Mayat Tanpa Kepala, Dibunuh karena Hamil)

Sebelumnya Jaksa Penuntut Umum telah menuntut kedua pelaku dengan pidana penjara masing-masing 15 tahun. Namun, karena ancaman pidana terhadap anak nakal diatur dalam Pasal 26 sampai Pasal 32 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, maka secara garis besar pidana yang dijatuhkan terhadap anak nakal paling lama setengah dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa.

"Dalam tindak pidana yang diancam hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup maka pidana penjara untuk pelaku anak-anak yang dapat dijatuhkan paling lama 10 tahun penjara," kata dia.

Berdasarkan rilis dari Humas Pengadilan Negeri Banyuwangi, walaupun perkara tersebut melibatkan anak-anak, tapi pelaksanaan kejahatan perkara tersebut dipandang sadis dan menunjukkan adanya derajat keahlian yang tinggi, serta adanya perencanaan lebih dahulu.

Sementara itu, saat dikonfirmasi terpisah, Anwar, kakek Eni Marpuah mengaku tidak puas atas hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku pembunuhan cucunya. "Kok cuma 9 tahun padahal cucu saya sudah tewas dan dipotong juga kepalanya. Itu menyiksa. Saya maunya ya hukuman mati sekalian," ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Eni Marpuah ditemukan tewas tanpa kepala di sumber mata air di Kecamatan Kabat. Identitas Eni Marpuah diketahui dari bra warna biru yang digunakan. Setelah diselidiki ternyata Eni Marpuah dibunuh kekasihnya dibantu teman permaiannya karena korban hamil dan meminta pertanggungjawaban. (Baca: Bra Biru Ungkap Identitas Mayat Perempuan Tanpa Kepala)

Kepala Eni Marpuah baru ditemukan 10 hari setelah pembunuhan dan sudah berbentuk tengkorak terbenam di dalam lumpur di aliran sungai di wilayah desanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com