Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Premium Kosong, Warga di TTU Terpaksa Beli Pertamax

Kompas.com - 06/07/2014, 12:51 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com
- Sejumah warga di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, terpaksa membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax meski dengan harga mahal, yakni Rp 13.500 per liter.

Hal itu dilakukan warga lantaran dalam dua pekan terakhir ini stok premium di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) selalu kosong.

Salah seorang warga Kefamenanu, Febronius Lake, kepada Kompas.com, Minggu (6/7/2014) mengaku terpaksa harus membeli pertamax karena bensin yang ingin dibelinya sudah habis sejak pagi hari.

“Tadi waktu saya datang pukul 7.00 Wita pagi di SPBU Naesleu, bensin sudah kosong, sehingga karena di tangki motor sudah tidak ada bensin, akhirnya saya harus isi Pertamax, meski harganya sangat mahal. Sesekali kita coba pakai Pertamax,” kata Febronius.

Menurut Febronius, kelangkaan bensin di daerahnya sudah berlangsung lebih dari dua pekan. Kelangkaan premium ini, kata dia, akibat banyaknya penjual bensin eceran yang membeli bensin dalam jumlah yang banyak. Selain itu, kemungkinan besar bensin diselundupkan ke Timor Leste melalui jalan tikus.

“Stok BBM di dua SPBU yang ada di Kefamenanu sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah konsumen. Para pedagang bensin eceran menurut saya yang paling banyak beli bensin,” kata Febronius.

Setelah dilarang pembelian BBM menggunakan jerigen, kini para pedagang mulai memakai motor dengan tangki besar, dan mereka berulang kali masuk ke SPBU untuk membeli bensin. Lalu bensin disimpan ke dalam jerigen besar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Karena itu, Febronius berharap pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan Pertamina maupun pihak SPBU untuk membuat regulasi agar semua konsumen bisa mendapat jatah bensin dengan merata.

Sementara itu, pengelola SPBU, Naesleu Vinsen Tanekan mengatakan harga pertamax disesuaikan dengan kurs Dollar Amerika Serikat sehingga harganya relatif.

“Untuk pertamax harga per liter Rp 13.500. Kalau Dollar naik, otomatis harga pertamax pun ikut naik. Untuk SPBU kita, daya beli masyarakat dalam membeli pertamax memang rendah. Namun pertamax ini ramai dibeli, pada saat bensin kosong. Kalau pertamax banyak dibeli, maka dalam sebulan biasa disediakan 10 ton, namun kalau sepi, hanya lima ton saja. Itu pun bisa sampai tiga bulan baru habis,” beber Tanekan.

Terkait kelangkaan BBM jenis premium dan solar, Vinsen mengaku, lantaran stok yang disediakan oleh Pertamina Kupang terbatas.

"Kita hanya dikasih jatah 25.000 ton sampai 30.000 ton per hari untuk bensin, sementara solar hanya 20.000 ton. Itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang banyak ini,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com